Dalam potongan video yang lain, ada aparat keamanan yang sedang mengejar dan menendang para suporter di lapangan. Tanpa tendensi, memang video - video itulah membanjiri beranda media sosial.
Entah siapa yang salah. Tetapi siapa yang mau berdiri dan mau bertanggungjawab atas peristiwa ini.Â
Empati, doa dan lilin yang bernyala, memuat harapan untuk sepak bola tanah air yang lebih baik. Tidak Ada Sepak Bola Seharga Nyawa Manusia, mestinya menjadi kesadaran massal dan sungguh mengakar.
Panpel, suporter, aparat, PSSI, seluruhnya pecinta sepak bola tanah air, peristiwa Kanjurahan memberi banyak pelajaran.Â
Begitulah daya 'magis' sepak bola. Ketika anda mau terjun ke dalam atmosfer sepak bola, bersiap - siaplah mengalami gejolak emosi dan pikiran.
Daya kreativitas anda bisa bertumbuh namun anda sekaligus ditantang mengendalikan emosi.Â
Otak anda dipaksa menganalisis, menyusun kerangka argumentasi tapi anda sekaligus ditantang untuk realistis, rasional, proporsional. Tidak Ada Sepak Bola yang Seharga Nyawa Manusia.