Tragedi Kanjuruhan tercatat, berada di urutan kedua dari lima tragedi terkelam dalam dunia sepak bola setelah tragedi Stadion Nasional Peru, laga kualifikasi antara Peru dan Argentina, 25 Mei 1964.
Melansir Detik.com, data korban meninggal dunia tragedi Kanjuruhan, per 5 Oktober 2022, mencapai 131 orang.
Sementara itu, infografis lima tragedi sepak bola dunia terkelam yang dimuat kompas.com, antara lain,Â
1. Stadion Nasional Peru, laga Peru vs Argentina, 328 korban meninggal dunia, 25 Mei 1964.
2. Stadion Kanjuruhan, Indonesia laga Persebaya Surabaya vs Arema FC, 125/131 korban meninggal dunia, 1 Oktober 2022.
3. Stadion Olahraga Accra, Ghana, laga  hearts of Oak vs Asante Kotoko, 126 korban meninggal dunia, 9 Mei 2001.
4. Stadion HillsBorough, Inggris, laga Liverpool vs Notthingham Forest, 96 korban meninggal dunia, 15 April 1989.
5. Stadion Nasional Nepal laga Janacpur Ciggarete Factory vs Liberation Army, 93 korban meninggal dunia, 12 Maret 1988.
Empat tragedi sebelum Kanjuruhan, seharusnya menjadi bekal penting menata sepak bola Indonesia, bukan sebaliknya mengulang. Apalagi itu terjadi di era sepak bola modern.
Dari sisi upaya antisipatif dan preventif dalam bingkai bahwa melukai tubuh merusak kemanusiaan, peristiwa Kanjurahan semestinya bisa diprediksi dan dikendalikan, atau paling tidak diminimalisir.
Pecinta sepak bola tanah air, yang mengikuti betul dinamika berbagai turnamen nasional, pasti tahu rivalitas Persebaya Surabaya dengan Arema FC.Â