Mohon tunggu...
Gordi SX
Gordi SX Mohon Tunggu... Freelancer - Pellegrinaggio

Alumnus STF Driyarkara Jakarta 2012. The Pilgrim, La vita è bella. Menulis untuk berbagi. Lainnya: http://www.kompasiana.com/15021987

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Sehat karena Olahraga

18 Maret 2017   00:04 Diperbarui: 18 Maret 2017   22:01 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roma vs Lione FOTO: repubblica.it

Banyaknya partisipasi warga ini melahirkan berbagai cabang olahraga di Italia. Masing-masing cabang memiliki kantor pusatnya. Diperkirakan terdapat 118.812 perkumpulan olahraga di seluruh Italia. Tiga regione dengan tingkat partisipasi tertinggi adalah Trentino-Alto-Adige (36,2%), Emilia Romagna(31%), dan Lombardia (30,5%). Tingkat partisipasi terendah berada di bagian Selatan yakni regioneCampania (13,9). Selama tahun 2016, sekitar 14.792.000 orang Italia berolahraga secara teratur dalam seminggu dan juga pada waktu luang.  

Angka ini kiranya berada di balik populernya Italia dalam berbagai cabang olahraga. Sepak bola yang begitu populer itu rupanya dipeknalkan sejak kecil. Anak-anak kami di sekolah, kadang-kadang tidak suka jika satu atau dua dari mereka mengusulkan ganti hari pelajaran. Bagi mereka, memindahkan ke hari lain berarti mengganggu jadwal latihan mereka. Jangan heran jika hari Senin misalnya 1 anak punya les sepak bola, lalu Selasa 1 anak les dansa, Rabu, 1 anak les bola voli, dan sebagainya. Ini baru anak-anak belum lagi orang dewasa dan kaum muda.

Di gunung bersalju pun bisa bermain sepakbola, FOTO: mountlive.com
Di gunung bersalju pun bisa bermain sepakbola, FOTO: mountlive.com
Negara yang cinta olahraga memang tidak lahir dalam waktu singkat. Cinta olahraga adalah sebuah proses dan bukan ciptaan instan. Olahraga mesti diperkenalkan sejak kecil. Dengan ini, olahraga bukan saja menjadi sebuah latihan tetapi ada nilai-nila kemanusiaan yang tertanam dalam setiap cabang olahraga. Seorang Pastor Katolik dari Konferensi Waligereja Italia (CEI) yang mendampingi kaum muda Italia, Michele Falabretti mengatakan, di setiap cabang olahraga ada nilai pendidikan yang amat berguna. Menurut Falabretti, relasi yang benar dan mendalam justru tercipta saat kita melatih anak-anak untuk berolahraga.

Seiring dengan tumbuhnya relasi itu, nilai lain pun ikut terbawa. Kata Falabretti, selain relasi ada juga latihan untuk bekerja sama, persaudaraan, saling hormat, rendah hati, perjuangan dan juga kemampuan untuk memecahkan masalah bersama, dan kelapang-dadaan dalam menerima hasil yang kuran memuaskan. Falabretti yakin, nilai-nilai ini hanya ada dalam olahraga yang ditanam sejak kecil.

Seperti Italia, Indonesia juga mesti memasyarakatkan olahraga. Dengan ini, masyarakat juga akan sehat secara fisik. Jika fisik sehat, jiwa pun dengan sendirinya sehat. Orang Italia pada umumnya berfisik bugar, segar, kuat, dan gagah. Belum pernah ada yang fisiknya lembek dan loyo. Ini karena sejak kecil mereka diajarkan dan diperkenalkan dengan olahraga.

Olahraga tidak terkait dengan sarana yang wah seperti pusat latihan Hambalang yang tidak jadi-jadi itu. Olahraga memiliki banyak bentuk. Penulis ingat, di kampung Boro-Jawa Tengah, para penggembala kambing pagi-pagi ke kebun mencari rumput untuk makanan kambing. Mereka pulang sambal memikul sekarung berisi rumput dengan berjalan kaki. Ini juga bentuk olahraga. Jadi, jangan menunggu negara menyiapkan semua pusat olahraga baru kita mau berolahraga. Carilah bentuk olahraga yang cocok. Jika tidak cukup duit untuk masuk pusat pelatihan, carilah olahraga lainnya. Berlari atau jalan cepat adalah bentuk yang murah dan gratis.


Maukah kita menjadi sehat dengan berolahraga?

Sekadar berbagi yang dilihat, ditonton, didengar, dirasakan, dialami, dibaca, dan direfleksikan.

PRM, 18/3/2017

Gordi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun