01/
(Dua sejoli. Pagi. Nunggu angkot)
Bunga merana, kalau ada loh ...
Ada enggak sih. Oh mungkin
bunga layu atau bunga kering
di tangkai.
Enggak juga sih.
Terus apa dong.
Mungkin bunganya sendirian
di padang tandus.
Kasihan tau, kalau disiram
setiap hari boleh?
Boleh, if, bunga di jambangan,
kalau di gurun Gobi?
Jauh amat. Pindah boleh?
Oh boleh, mau pindah kemana.
Ke teras deh.
Kedapur boleh enggak.
Hah! Jadi sambel dong.
Orek tempe juga boleh.
Sayur asem aja deh, seger.
Tapi makannya sembari gowes
sepeda listrik.
Hah, berat dong.
Agak enteng sihhh.
Widih, kapan wakuncarnya
Hi hi (Sembari naik angkot)
**
02/
(Dua sejoli. Warung. Jam istirahat)
Aku mau tanya deh sayang
Kalau politik a.b.s
alias asal bapak senang.
Boleh enggak sih.
Enggak boleh cinta,
bisa kualat tujuh turunan.
Umpama politik lempar batu
sembunyi tangan.
Wah! Jangan dong
Kalau benjol gimana?
Kalau politik asbun
alias asal bunyi.
Yak ellah! Jangan sayang
harus sering gosok gigi dong.
Umpama politik adu domba?
Dilarang iman honny, mahar
dombanya mahal banget deh
Jadi apa dong my sweet?
Politik kerahiman.
Keren. Jelasin dong.
Teguh iman. Dilarang sombong.
Terus, apa lagi.
Mawas diri, sabar, amanah,
khusyuk, ibadah.
Yuk sayang!
Kemana?
Ibadah.
Oke. Yuk!. (Exit)
**
03/
(Dua sejoli. Stasiun kereta. Jam pulang)
Boleh aku cium matamu, cantik?
Hah! Ya enggaklah.
Kenapa?
Mikir dong say.
Kok pake mikir?
Mataku kelilipan bibirmu.
Katanya cinta itu buta.
Buktinya aku melek.
Kalau hatimu?
Hatikyuu terang.
Jadi?
(Klakson kereta nyaring banget)
***
Jakarta Kompasiana, November 01, 2023.
Salam baik saudaraku.
Wakuncar: Waktu kunjungan pacar
pernah populer akhir 1990-2000 awal.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI