Mohon tunggu...
Giyanto
Giyanto Mohon Tunggu... Freelancer - Giyanto

Sriwijaya of University Agroekoteknologi Agronomi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

The Great of Two Umars 

17 Oktober 2015   19:57 Diperbarui: 17 Oktober 2015   23:39 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Hidup Dua Khalifah Paling Legendaris: Umar ibn al-Khattab dan Umar ibn Abdul Aziz

Bukanlah perkara yang gampang ketika kita akan membentuk seorang kader pemimpin, yang di kira dengan ringannya mebolak-balikkan kedua telapak tangan. Butuh perjuangan yang panjang dan siap menempuh tantangan yang tajam. Dan bedakan antara pemimpin dengan penguasa jangan di samakan. Penguasa adalah orang yang memegang amanah dalam sebuah lembaga atau yang lainnya. Sedangkan pemimpin adalah orang yang memang mampu menjaga diri, memiliki tauladan bagi yang di ayominya dan menjadi orang yang tangguh dan cerdas, tajam dalam beranalisis dan cermat dalam bertindak, serta orang lain merasa aman atas perlindungannya. Itulah karakteristik pemimpin.

Satu hal yang sulit kita bangun adalah menjadikan diri kita atau orang lain dimana menjadi pemimpin dan menjadi panutan orang lain. Semuanya butuh keberanian fisik maupun non fisik.

Jika kita menanyakan seperti apa pemimpin yang di idamkan maka dengan sirah kita bisa lihat bagaimana sebenarnya. Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu contoh terbaik yang memang kita yakini, baik dari segala hal. Dan beliaulah sosok tauladan yang dapat kita jadikan panutan bagaimana mlihat pemimpin yang baik.

Dari statement yang saya ambil bukan berarti kita hanya mentauladani rosulullah SAW sebagai pemimpin umat ini. Dengan ini pada buku yang saya kupas atau saya resume ini juga menghadirkan contoh pemimpin yang juga dapat kita jadikan inspirasi dan menjadi tauladan yang baik, dan kedua tokoh ini tidak asing bagi kita, merek juga orang-orang yang mampu merubah peradaban dunia.

Mereka adalah Umar ibn al-Khathab dan Umar ibnu Abdul Aziz, dua tokoh pemimpin besar yang sangat fenomenal di kelas dunia.

Umar ibn al-Khatab merupakan khalifah generasi kedua setelah Abu Bakar As-Sidiq wafat, Umar juga sosok pemimpin yang sangat patuh terhadap syariat islam. Seperti yang kita lihat bahwa ketika Umar menjadi sang Khalifah terdapat laporan tudhan berzina dari seorang wanita yang terpaksa berzina, dan Umar menayakan kebenaran yang terjadi pada wanita tersebut, tertunduk wanita tersebut dan dengan penuh penyesalan menyatakan kebenarannya, kemudian Umar memerintahkan agar wanita tersebut di rajam. Namun di tengah perbincangan ini terlintas Ali bin Abi Thalib.r.a dan menanyakan apa yang sedang terjadi. dan umar menjelaskan kepadanya. Kemudian Ali bertakbir  dan membacakan ayat berikut :

….tetapi barang siapa terpaksabukan karena menginginkannya dan tidak melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun. Maha Penyayang. (QS Al-Baqarah : 72)  . (hal. 108-109).

Baik ketika kita menjadikan Umar ibn al-Khatab menjadikan panutan dalam memilih karakter seorang pemimpin, baik pemimpin negara maupun dunia. Karena semua yang ada pada dirinya mampu membuat kebaikan. Dengan kezuhudan dan penuh kesederhanaan dan penuh keimanan yang tinggi Umar ketika menjadi khalifah maka tak heran jika banyak orang yang ketika berkunjung ke Madinah melihat pemimpinnya yang sangat sederhana, ketegasan dalam memimpinna Umar juga tetap menghargai kritikan dan nasihat orang lain. Umar bukanlah sosok yang diktator dalam memimpin. Tidak banyak waktu istirahat yang dia pergunakan di setiap malamnya, semuanya digunakan untuk memantau keadaan rakyatna, sehingga terdapat kasus yang di alami rakyatnya yaitu yang sangat familiar adanya seorang ibu yang merebus batu untuk anaknya yang tengah kelaparan. Inilah Umar yang sangat paham bagaimana kondisi rakyat. Umar bukan orang yang bernilai lebih di tengah manusia lainnya, pada hakikatnya sama, umar juga manusia biasa hanya saja tingkat ketaqwaan dan keimanannya yang membuat beda dengan yang lainnya sehingga orang nyaman dengannya dan merasa aman atas kepemimpinannya.

Umar bin Abdul Aziz yang mendapatkan gelar Umar II, secara nasab Umar bin Abdul Aziz ini merupakan cucu dari Umar ibn al-Khatab. Tidak sedikit orang yang mengenal beliau dari beberapa hal, bahkan dari segi kepemimpinan sekalipun beliau adalah sosok yang patut kita jadikan panutan dalam menjadi pemimpin dunia.dengan memerintah selama 2,5 tahun Umar mampu mengembalikan hak-hak rakyat yang sempat di dzolimi oleh kekhalifahan sebelumnya. Kemapanan ekonomi ketika beliau menjadi khalifah baik. Di akhir masa pemerintahannya tida ada satupu rakyatnya yang terlantar.

Umar bin Abdul Aziz merupakan pemimpin yang tegas berani dalam mengambil keputusan, ketegasannya dapat kita lihat pada bab berikut ini, dimana beliau berani mengganti para gubernur dan pejabat negara yang tidak berlaku adil dan dzolim terhadap rakyat. Kemudian digantikan dengan pejabat yang lebih baik dari sebelumnya. Inilah sosok pemimpin yang baik adalah bukan hanya berani mengangkat seorang pejabat, namun juga berani dalam mengambil keputusan untuk pemecatan pejabat yang dzolim terhadap rakyatnya, komposisi yangdi butuhkan dari tiap pejabat adalah yang mampu mengayomi dan paham terhadap ranah kerjannya. Melakukan pemecatan tidak sekedar langsung di lakukannya namun dengan memberikan beberapa peringatan terlebih dahulu. (hal. 271-272).

Jika kita bicara ketegasan maka ini merupakan modal dasar yang mesti dimiliki seorang pemimpin kedepannya, karena inilah yang akan menjadi tanduk ketika seseorang memimpin dalam sebuah lembaga pemerintahan, jika pemimpinnya saja tidak berani bertindak tegas maka sebuah negara akan menjadi ejekan negara lain bahkan boleh jadi akan di jajah negara lain. Pemimpin yang tidak tegas akan berdampak dalam, pejabat yang akan lebih semena-mena dalam mengelola sistem, bwahan akan mengendalikan seorang pemimpinnya yang kemudian kedzoliman dimana-mana, koruspi dan penggelapan kekayaan negara akan di gerogoti. Akan berbeda jika pemimpinnya bijak dan karismatik, maka bawahannya akan merasa segan dan tidak berani bertindak semaunya. Ketika wibaea yang ada pada pemimpin tersebut hadir, maka semua bentuk kedzoliman yang akan di lakukan oleh bawahan akan dengan mudah di atasi, ini menjadi tugas kita bagaimana menjadi pemimpin yang baik.

Sangat baik ketika menjadikan kedua Umar ini menjadi contoh dalam memilih tipe dan konsep pemimpin yang seharusnya ada. terlepas dari itu banyak hal lain yang dapat kita jadikan tauladan dari kedua Umar ini, baik dari kebijaksanaan, kezuhudan, ketaqwaan dan keadila. Banyak hal yang dapat kita ambil. Pemimpin yang bijak dan mau mendengarkan aspirasi rakyat merupakan pemimpin yang sangatlah kita idamkan. Perkara yang terjadi di masa kini tidak pernah ada habisnya, regenerasi terus bergilir, namun yang terjadi adalah hanya seperti itu-seperti itu saja, kita terkadang merenung dalam memilih pemimpin seperti siapa dan bagaimana, sebenarnya Islam sudah banyak menawarkan sejarah yang baik yang memang benar-benar mamou kita jadikan panutan yang abadi. . Buku yang dikemas dengan bahasa yang sangat menarik sehingga membuat pembaca tetap semangat dan mudah dalam memahaminya. Demikianlah resum yang dapat kamai buat semiga bermanfaat adanya.

Penulis : Fuad Abdurrahman

Penerbit : Zaman

Cetakan : I, 2013

Tebal : 346 Halaman

ISBN : 978-602-17919-0-5

                                                                                                                                         Peresum : Giyanto

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun