Mohon tunggu...
Githa AnggrainySaputri
Githa AnggrainySaputri Mohon Tunggu... Akuntan - Ruang Temu

fun and positive site that I will share with you. You can reach me on linktr.ee/githanggrainy

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenang Kepergianmu di Hari Ibu.

14 Desember 2018   16:08 Diperbarui: 28 Januari 2019   22:35 933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

semua yang ku lakukan ini bukanlah suatu pengorbanan, karena ada alasan aku melakukannya. aku melakukan ini semua karena banyak pengorbanan yang telah Bunda berikan jauh lebih besar, berlipat - lipat ganda sampai tidak dapat dihitung pengorbanan Bunda hingga aku kini bisa tumbuh dewasa seperti sekarang. Aku berada disini karena Bunda, aku ber prinsip bahwa "Uang bisa dicari, Ilmu bisa di gali, namun kesempatan untuk mengasihi orang tua tidak akan terulang kembali"

"Tuhan memberikan cobaan kepada umatnya dengan cara yang berbeda - beda, dan Tuhan memiliki skenario yang pas untuk umatnya pula" ternyata itu benar adanya.

 

Umroh, 2015
Umroh, 2015
Allah memberikan kesempatan untuk Bunda bisa menginjakan kaki di Tanah Suci (Mecca), mencium keharuman Ka'Bah di tahun 2015.

   

Mudik terakhir bersama Bunda. Boyolali, 2016
Mudik terakhir bersama Bunda. Boyolali, 2016
Allah memberikan kesempatan untuk Bunda sempat Mudik ke kampung halaman Papah di Boyolali pada lebaran tahun 2016 lengkap dengan Kakak dan Istrinya dan dimana saat itu kami sudah 3tahun tidak mudik.

img-20170121-1801311021422520-5c13453f677ffb778b76df74.jpg
img-20170121-1801311021422520-5c13453f677ffb778b76df74.jpg
lalu Allah juga memberikan kesempatan untuk Bunda bertemu, mencium dan menggendong cucu yang beliau tunggu-tunggu (anak dari kakaku).

Namun ada satu yang beliau inginkan tapi beliau tidak sempat melihatnya di dunia ini, aku yang selalu beliau bilang adalah anak kesayangannya, anak terakhirnya, ya dia ingin sekali melihat ada lelaki baik, yang tidak akan melukai hatiku melamar anak bontotnya ini.

Doc. Pribadi
Doc. Pribadi
Sedih rasanya, bahkan saat Bunda sakit Bunda masih tetap ingat bahwa dia sangat ingin melihat sesosok pria itu, ngajak beli bahan karna ingin mencari seragam untuk Githa nikah, katanya. dan aku hanya tertawa lepas setiap kali dia berkata seperti itu. 

Bunda selalu berkata, jangan sedih kalau disakiti oleh lelaki itu adalah suatu tanda bahwa dia bukan yang terbaik. Aku juga sangat menyadari, pilihan Bunda adalah yang terbaik untukku, yang Bunda katakan "tidak baik" ternyata memang bukan yang terbaik, dan yang Bunda katakan "Ya, dia Baik" ternyata memang dia orang baik, sama seperti Bunda memilih Papah untuk menjadi teman seumur hidup Bunda, Papah adalah sosok lelaki yang benar - benar sangat luar biasa merawat Bunda dan anak - anaknya hingga saat ini. Tapi, aku percaya kelak ketika aku sudah dipertemukan dengan lelaki baik itu, itu pasti adalah pilihan Bunda, dan aku akan tetap ngenalin dia ke Bunda:)

dokpri
dokpri
Singkat cerita, akhir bulan Oktober Bunda boleh pulang setelah sebulan dirawat di RS PON, namun saat itu kondisi Bunda masih belum stabil, masih demam tinggi tapi sudah diizinkan untuk pulang dengan sebab kondisi saraf Bunda sudah bagus (kata dokter) karena itu adalah Rumah Sakit khusus Otak, dan perawat berkata kalau ingin menangani demamnya bisa ke RSU(Rumah Sakit Umum), masih ingat sekali setiap kata yang di ucapkan dokter dan perawat saat itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun