Mohon tunggu...
Gita Yulia
Gita Yulia Mohon Tunggu... Content Writer | SEO Content Writer | Copywriter | Content Creator

I am a learning person who enjoys sharing reviews about phenomena that occur in the universe. Hopefully what is shared will bring blessings to me and be useful for many people.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Fenomena Sharenting, antara Eksistensi Parentsfluencer dan Krisis Pemikiran Kritis

22 Desember 2024   10:26 Diperbarui: 23 Desember 2024   10:45 866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi fenomena sharenting, yang menimbulkan Parentsfluencer dan krisis pemikiran kritis (Gratisfik/Freepik) 

Yang tentunya, tidak hanya bermuatan positif, tetapi terkadang juga mengarah pada komentar negatif. 

Misalnya anak yang mengalami speech delay, "Kenapa anaknya belum bisa ngomong, padahal  usianya sudah 3 tahun, anak saya 1,5 tahun udah mulai mengeja kata, loh".

Atau bahkan melihat dari sudut parents yang lain, seperti "Kok rumahnya berantakan, padahal katanya stay at home mom, anak 2 saja susah ngurus rumah ya, apalagi banyak."  

Walaupun menjadi influncer sudah resikonya mendapatkan pro dan kontra, tetapi kebebasan berkomentar yang disalahgunakan ini dapat membebani psikis orang tua. 

Sehingga muncul parental guilt. Yaitu, perasaan bersalah orang tua karena merasa tidak cukup baik menjalankan perannya. 

Studi dari Journal of Family Issues (2023) mencatat, 45% ibu yang aktif di medsos, memiliki kecemasan yang lebih tinggi akibat perbandingan sosial.

Selain itu,  Dalam penelitian Padoa et al. (2018) menunjukkan bahwa perbandingan sosial di medsos berdampak negatif pada kesehatan mental ibu dan munculnya standar baru yang mengarah pada perfectionist. 

Di lain sisi, parents shaming dan parental guilt juga seringkali muncul ketika anak remaja, anak mengetahui informasi parenting di media sosial dan cenderung menyalahkan konsep pengasuhan orang tuanya. 

Bahkan, tak sedikit anak yang oversharing dengan pengasuhan orang tuanya yang dianggap keliru, Hal ini.karena paparan medsos tentang parenting, terkadang menciptakan Dunning-Kruger Effect atau dengan kata lain sok pintar. 

Padahal, tidak setiap pesan parenting yang dibagikan influencer itu benar dan sesuai dengan apa yang seharusnya diterapkan, apalagi jika bersinggungan dengan nilai-nilai spiritual yang dianut. 

Romantisasi Parental Burnout dan Humblebrag

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun