Sesakit Inikah Mencintai
By: Gita Nur Febriani
Tuan...
Bolehkah aku menaruh rasa padamu? Aku tidak akan memaksamu untuk membalas perasaanku. Tapi jika kamu menyadari akan hal yang membuatku sangat senang, maka tak akan pernah aku sia-siakan orang sepertimu, Tuan. Tidak akan ku buang kesempatan seindah ini. Kupastikan, aku akan menjadi orang yang paling beruntung jika bersamamu.
Tuan....
Apa kamu bisa medengar jeritan hatiku? Apa kamu bisa memahami isi kepalaku? Apa kamu tahu harapan besarku padamu? Bukan kekayaan untukku. Bukan pula ketampananmu, dari yang terdalam hatiku hanya menginginkan kesetiaan.
Semudah itu permintaanku, Tuan. Apa kau sanggup untuk membuktikannya? Untukku yang berkali patah, setia yang salah tempat, hingga kecewa berbalut air mata.
Tolong, kali ini buat hatiku yang patah kembali utuh, yang terluka kembali pulih dan yang mati rasa hidup kembali dengan cerita baru yang berkesan sangat indah.
Tuan....
Andai kata kata kamu tidak berkenan membalas semua rasaku, maka aku berusaha memupuskan semua itu. Akan kutepiskan jauh-jauh semua harapan yang tidak berbuah kebahagiaan.