Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Foto dan Video yang Melemahkan Daya Ingat

7 Maret 2019   17:29 Diperbarui: 7 Maret 2019   22:52 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photography oleh i love simple beyond - Foto: pexels.com

Kita dan melemahnya daya ingat akibat media digital.

Ponsel atau smartphone telah menggantikan fungsi daya ingat kita. Semua bentuk visual, imaji, bahkan suara dan gerak. Kini diabadikan via kamera ponsel. Agar lebih kekal lagi. Foto atau video pun kita bagi di sosmed.

Mungkin sedikit orang akan mengingat momen piknik bersama RT bulan lalu. Kalau mereka belum melihat foto piknik tersebut. Atau mencari notifikasi social gesture di sosmed pada foto piknik bulan lalu tersebut.

Saya pun cukup yakin. Kalau hampir semua orang yang ikut piknik RT bulan lalu membawa ponsel. Bagi yang mau kelihatan bagus selfie-nya. Bisa membawa kamera DSLR. Yang mau lebih praktis dan holistik, bisa bawa GoPro. Atau yang anti-mainstream, bisa bawa atau sewa drone.

Dengan segala perangkat digital menggantikan daya ingat kita tentang satu masa ini. Kinerja otak kita untuk menyimpan memori tentang suatu momen kini adalah soal:

  • Memperbanyak foto selfie dan wefie
  • Merekam momen ke dalam file video pendek/panjang/editan
  • Membaginya foto dan video 'berkualitas' ke sosial media
  • Mengecek kapasitas memory card dan daya tahan beterai

"Just taking photos in general was enough to decrease scores on a memory test," -  Emma Templeton, peneliti Stanford University.

Sebuah studi di 2018 dengan 396 membuktikan efek negatif media pada memori kita. Dipimpin Emma Templeton, studi ini mendapati media digital berpengaruh negatif pada daya ingat. Sedang kegiatan berbagi (sharing) mengacaukan rasa keterlibatan dan kesenangan suatu momen. 

Saat foto menjadi konsumsi publik di linimasa. Maka akan tercipta sebuah perasaan kita menjadi bagian besar masyarakat. Kita pun menjadi "orang normal'" Karena toh banyak orang berbagi foto-fotonya saat piknik, jalan-jalan, atau sekadar duduk di beranda rumah.

Dan saat kita mencoba mengingat kembali sebuah momen piknik. Kita akan mencari notifikasi komentar teman pada foto piknik kita. Kita akan sibuk men-swipe foto album di akun Facebook. 

Dan saat menceritakan momen ini kembali kepada orang lain. Kita menjadi pihak ketiga. Seolah-olah foto diri kita di tempat piknik tadi bukanlah kita.

Selfie oleh Lisa Fotios - Foto: pexels.com
Selfie oleh Lisa Fotios - Foto: pexels.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun