KKN sering kali dianggap selesai begitu mahasiswa turun ke lapangan. Padahal, monitoring dan evaluasi yang intensif justru diperlukan agar kegiatan lebih terarah.
Tantangan ini menunjukkan bahwa meskipun KKN punya nilai besar, pelaksanaannya masih harus banyak dibenahi.Â
KKN Sebagai Investasi Sosial dan Karakter
Meski penuh keterbatasan, saya tetap percaya KKN adalah investasi sosial yang sangat berharga. Investasi ini tidak selalu terlihat hasilnya secara langsung, tetapi dampaknya bisa bertahan lama.
- Bagi masyarakat, kehadiran mahasiswa bisa memberi warna baru: anak-anak desa mendapatkan bimbingan belajar, warga mendapat teman diskusi, lingkungan lebih terawat, dan masjid lebih bersih.
- Bagi mahasiswa, KKN menanamkan karakter: kesabaran, kerendahan hati, kepemimpinan, dan kemampuan bekerja sama. Ini semua adalah soft skill yang tidak diajarkan dalam kelas, tetapi dibutuhkan di dunia kerja maupun kehidupan nyata.
Saya meyakini, bahkan jika hanya satu anak desa yang termotivasi untuk lebih giat belajar karena bimbingan mahasiswa, itu sudah menjadi keberhasilan. Pengabdian tidak diukur dari seberapa besar program, tetapi dari seberapa tulus niat kita melakukannya.
KKN yang Seharusnya
Lalu, bagaimana seharusnya KKN di masa depan? Menurut saya, ada beberapa hal penting:
1. Program berbasis kebutuhan masyarakat
  Kampus harus turun mendengar aspirasi warga sebelum mahasiswa diterjunkan. Dengan begitu, program yang dibuat benar-benar menyentuh persoalan nyata, bukan sekadar formalitas.