Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"2014", Film Politik yang Jarang Terdengar tentang Kotornya Proses Pemilu

12 Februari 2024   12:43 Diperbarui: 12 Februari 2024   12:52 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by The Movie Database

Alkisah 3 calon presiden Indonesia sedang melaksanakan debat yang disiarkan langsung di televisi. Mereka menyampaikan visi misinya untuk mengabdi pada negara ini. Lalu ketika salah satu calon ditanya oleh presenter, "Bagaimana jika Anda tidak menang?", calon presiden itu menjawab,

"Jika saya tidak menang, berarti Indonesia sudah kalah..."

Tahun 2024 ini memang akan jadi salah satu tahun bersejarah untuk negara kita karena di tahun inilah pesta demokrasi kembali dilaksanakan untuk memilih anggota legislatif, hingga presiden untuk 5 tahun ke depan. Tak dapat dipungkiri juga banyak sekali kebijakan, drama, serta konflik yang masih terasa panas sampai saat ini.

Tapi tenang saja, kutipan yang saya tulis di awal itu tidak ada kaitannya dengan peristiwa pemilihan presiden sekarang. Itu merupakan sepenggal scene dari salah satu film Indonesia berjudul 2014.

Memang film ini rasanya jarang sekali terdengar, bahkan tidak ada di layanan streaming resmi manapun jika ingin menontonnya secara resmi. Entah apa alasannya, tapi film 2014 ini memang punya tema sensitif karena mengangkat tema pemilu, khususnya pemilihan presiden.

Sesuai judulnya, film ini berlatar di tahun 2014 atau 10 tahun lalu ketika saat itu menjadi puncak pesta demokrasi. Awalnya film ini dijadwalkan tayang di Agustus 2013, tapi karena satu dan lain hal diundur sampai hampir 2 tahun, di mana rilis resmi di layar lebar pada tanggal 26 Februari 2015.

Image by movimie enthusiast
Image by movimie enthusiast

Kala itu saya masih kuliah semester 4 dan menyempatkan menonton ke bioskop bersama seorang teman. Kompasianer tahu bahwa saat itu hanya ada 5 orang saja yang menonton di dalam studio.

Sejujurnya juga pada awalnya saya ingin sekali menonton ini karena ada Maudy Ayunda yang jadi salah satu pemerannya. Tapi begitu menonton dari awal hingga akhir, ternyata film 2014 sangat berani mengangkat tema hal-hal kotor yang ada di dalam pemilu. Mulai dari fitnah, perebutan kekuasaan, hingga hilangnya orang-orang penting yang dianggap berbahaya bagi terjadinya hukum yang adil.

Kemarin saat rilisnya film dokumenter Dirty Vote yang cukup viral, saya jadi teringat dengan film 2014 dan mencoba menontonnya kembali di YouTube. Ya meskipun ini bukan secara resmi, dan sampai saat ini pun belum ada aplikasi streaming yang menyediakannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun