Mohon tunggu...
nety tarigan
nety tarigan Mohon Tunggu... Konsultan - Perempuan AntiKorupsi

Bekerja dengan masyarakat khususnya anak dan perempuan untuk mendorong mendapatkan keadilan

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Belajar Peta Politik Indonesia Via Film EXSIL

14 Maret 2024   06:30 Diperbarui: 14 Maret 2024   19:06 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Bicara tentang sejarah, siapa sih yang suka dengan sejarah bagi masyarakat jaman now, apalagi sejarah Indonesia yang simpang siur setelah Kemerdekaan. 

Paling yang kuat ada diingatan masyarakat adalah "G30S PKI" itu juga karena Ada film yang dibuat saat orde baru dan Untuk anak muda saat itu diharuskan untuk nonton sebagai bagian pelajaran sejarah Tapi disisi lain film itu sebagai bagian propaganda Orde Baru untuk merubah persepsi masyarakat bahwa saat itu ada rencana kup pemerintah yang dilakukan oleh salah satu partai terbesar di Indonesia. 

Kehadiran film EXSIL yang disutradari Lola Amaria merupakan film yang luar biasa bagus bukan saja meningkatkan literasi sejarah tapi juga belajar peta Politik Indonesia dari awal Indonesia menerapkan demokrasi yang dapat dikatakan menjadi gambaran peta politik jaman now. 

Mengapa tidak? Film yang melibatkan penyitas yang diusir dan tidak dapat kembali saat G30S PKI memberikan banyak  kebenaran informasi saat kejadian itu, bukan hanya itu film ini juga memberikan konfirmasi dari pikiran liar masyarakat Indonesia tentang apa yang terjadi saat itu. 

Film ini mengguak  peta politik saat itu ternyata PKI adalah partai yang terbesar di dunia, bahkan negara China dan Rusia yang dikenal sebagai negara komunispun saat itu khawatir dengan partai yang dikenal kuat dengan kepercayaan sosialisnya. 

Tidak heran jika partai yang disebut partai kiri ini menjadi target beberapa negara-negara Untuk dapat dikebiri agar tidak menjadi ancaman bagi negara mereka. Cara paling ampuh mengkebirikan kekuatan partai adalah dengan menghancurkan partai dari dalam. Kalau dipikir-pikir seperti dejavu ketika kita berkaca pada peta politik negara kita saat ini, bagaimana salah satu partai besar mulai digembosi dari kadernya. 

Hal menarik lainnya yang diungkap dari film ini adalah kalimat dari beberapa penyitas yang menyatakan bahwa saat ini kita Masih "orde baru" hanya ganti jaket saja. Perenungan terhadap kalimat tersebut seperti memberikan kesadaran penuh kepada kita apa iya? Kita Masih "orde baru Tapi ganti jaket" 

Kalau dilihat dari berbagai partai yang ada, bisa jadi pernyataan itu benar, sebut saja partai gerindra, hanura, nasdem, demokrat dan lainnya memang merupakan partai pecahan dari "partai Golkar" yang memang dibentuk oleh Suharto saat itu sebagai awal mulainya "Orde Baru". Secara idiologi pastinya beberapa pecahan partai Golkar tersebut memiliki idiologi yang sama sehingga secara dipermukaan terlihat berbeda namun didalam partai tersebut merupakan satu kekuatan. 

Selain itu, film ini juga mengangkat beberapa pesan kepada kita bahwa "Orde Baru" memang bangkit. Mengapa tidak ? Nama yusril disebut dalam film tersebut untuk menyelesaikan terkait pemulihan HAK para penyintas untuk kembali ke Indonesia tidak membuahkan hasil satupun untuk  kembali ke Indonesia. Kondisi tersebut seperti mengingatkan kita bagaimana negara setelah reformasi masih berselaput orde baru karena  ketidakseriusan mengurus menyelesaikan kasus pelanggaran HAM di Indonesia seperti kasus reformasi. 

Selain itu film ini memberikan informasi bahwa partai terbesar keempat di Indonesia mengedepankan pendidikan di Indonesia dengan mengirimkan perwakilannya mengikuti beasiswa untuk memperkuat Indonesia dimata dunia sebagai bangsa yang besar - dan mereka yang pergi sekolah Tapi tidak kembali telah menyatakan itu sayangnya mereka bukan warga negara Indonesia sekarang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun