Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | "Playlist 06, Tahu Diri"

17 Juni 2018   20:29 Diperbarui: 17 Juni 2018   20:40 867
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image by depositphotos.com

"Am I wrong?"

"Kenapa sih Kakak harus datang menemui aku lagi? Kenapa Kakak datang dan pergi seenaknya tanpa memikirkan perasaan aku?"

Sepertinya sekarang memanglah waktu yang tepat untuk mengeluarkan semua emosi Rafika pada Azka. Saat itu juga, kenangan lama mereka kembali terulang pada pikiran masing-masing dalam putaran lambat. Keduanya tentu ingat mengapa terpaksa mengakhiri hubungan ini karena masalah jarak. Azka yang memutuskan, lalu diterima dengan berat hati oleh Rafika pada saat itu.

Rafika tentu terpukul, tapi dia masih berusaha untuk bangkit. Apalagi ada Aul yang selalu setia menemani kesedihannya dan mendengarkan keluh kesahnya. Di saat dirinya mulai berhasil melupakan sosok Azka, laki-laki itu malah datang kembali ke hidupnya. Dan bodohnya lagi, dia mau saja masuk ke dalam perangkap nostalgia itu.

"Aku capek Kak kalau gini terus. Kakak masih nggak siap kan untuk menjalani hubungan jarak jauh? Tapi perilaku Kakak kenapa kayak kita seakan masih punya hubungan khusus? Maksudnya apa, sih?"

"Kakak masih sayang sama kamu, Fik."

"Aku juga! Tapi kalau kita kayak gini tanpa ada hubungan yang pasti, buat apa dilanjut? Aku selalu janji untuk bangkit dan melupakan sosok Kakak. Tapi, nyatanya apa? Kakak datang seenaknya, terus mau pergi lagi?"

Azka belum mampu bicara.

"Berbagai cara aku lakukan untuk melupakan Kakak. Mulai dari blokir nomor dan akun-akun sosial media Kakak. Bahkan, aku pun menghindar dari univ day supaya nggak ketemu sama Kakak. Tapi, Kak Azka malah berusaha untuk menemui aku."

"Aku minta maaf, Fik..."

Rafika mendekat, menyentuh dada Azka dengan telunjuk tangannya. "Aku nggak butuh maaf. Aku... hanya butuh... tindakan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun