Mohon tunggu...
Gilang Nugraha
Gilang Nugraha Mohon Tunggu... Freelancer - Jr. Content Writer

untuk mendukung silahkan donasi di https://saweria.co/Gilangn isi konten Harian

Selanjutnya

Tutup

Bola

Korupsi Moral dalam Sepakbola

10 Agustus 2023   15:05 Diperbarui: 10 Agustus 2023   15:17 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber gambar: www.gramedia.com)

Suara pintu ketukan datang dari luar ruangan sang hakim utama yang dikenal dengan keadilannya dalam memutuskan sebuah kasus persidangan, rekor putusannya terbilang 100 % tidak ada perubahan di tingkat pengadilan yang lebih tinggi. Dimana sampai saat ini dirinya masih berada di pengadilan tingkat satu (setara dengan pengadilan negeri di Indonesia), maka hakim yang bijaksana itu tidak ragu untuk menerima tamu siapapun yang datang ke ruangannya. Datanglah seorang Jaksa terkenal di negeri tersebut yang dimana orang itu disebut adalah maniak sebuah keadilan yang selalu mengeluh tentang sebuah kasus yang menurutnya timpang sebelah di matanya.

Maka sang Hakim mempersilahkan tamunya tersebut untuk duduk di kursi yang berada di depannya,  Jaksa tersebut membawa sejumlah berkas dan di simpan pada meja sang hakim sembari menunjuk berkas yang menumpuk di depan mereka berdua itu. Lantas mereka sang Hakim yang kenal baik dengan Jaksa karena beberapa kali mereka berhadapan di meja hijau bertanya. "Jadi hal apa lagi yang mengganggu ketenanganmu saat ini? Sabtu malam bukannya kamu melakukan hobi yaitu menonton sepakbola?", dari percakapan ini nampaknya bukan sekali dirinya mengajukan berkas keberatan atas keputusan beberapa pengadilan yang dianggap tidak adil.

Justru itu yang mulia jawab sang jaksa , semenjak aku menantikan peluit panjang tanda kick-off dimulai aku membaca beberapa jurnal dan keresahan ku tentang sepakbola muncul suatu ketika sedang membuka sosial media. Langsung pada intinya saja kata sang Hakim yang terkenal tegas " jelaskan saja isi berkas mu itu"

Maka sang jaksa pun mulai membuka berkas pertamanya : 

  1. Fenomena tutup mulut timnas Jerman 


(sumber gambar https://bola.bisnis.com/)
(sumber gambar https://bola.bisnis.com/)

Oke jawab sang jaksa, yang pertama aku adalah orang yang menantikan perhelatan piala dunia sepakbola setiap 4 tahun sekali dimana dari sinilah aku melihat sebuah keberagaman dunia secara miniatur katanya. Namun entah mengapa pada perhelatan piala dunia di Qatar ini aku selaku fans timnas Jerman oleh karena negaraku tidak lolos ke ajang ini malah terganggu oleh aksi mereka bukan di atas lapangan namun juga aksi mereka menutup mulut dengan maksud melawan gerakan anti LGBTQ+ yang memang dilarang di negara dengan mayoritas muslim tersebut, "lantas apa yang menjadi keberatan dirimu akan hal ini?" .

lantas jaksa menjawab pertanyaan itu sembari menunjuk ke arah barat ,"bagian barat dunia ini yang terdapat benua Eropa tersebut selalu menyuarakan tentang kesetaraan baik secara warna kulit dan juga ideologi setiap orang, namun mengapa ketika ada suatu negara Penyelenggara ajang 4 tahunan ini mereka menganggap bahwa bagian dunia timur ini (sembari menunjuk ke bawah ubin) memiliki pemikiran yang kuno dan terbelakang sangat aneh dan tidak terdengar adil bukan?"

"Maksudku aku seringkali bekerja di bagian dunia sana namun aku tidak pernah keberatan akan ideologi yang mereka terapkan itu terjadi di depanku jawabnya. Belum lagi kau tahukan apa yang mereka lakukan dahulu kala dengan kekuatannya?" sambung Jaksa sembari bertanya. 

Sang Hakim hanya mengangkat alisnya sembari menganggukan kepala, dengan berharap sang jaksa puas akan reaksinya tersebut. Dan permintaan maaf cukup untuk hal sebesar hal tersebut, "lantas apa yang membuatmu keberatan akan hal ini?" : disini jelas terjadi korupsi moral dimana satu negara bersatu bagian ideologi barat sangat diperjuangkan dan mengecam keras pelarangan ideologi, dimana Qatar kemarin banyak mengeluarkan pelarangan dimana hal itu disesuaikan karena pada dasarnya dalam menjalankan pemerintahan negara larangan hubungan sesama jenis dan juga hubungan tanpa pernikahan memang diatur .

  1. Kasus pelecehan oleh pelaku disekitar sepakbola

(sumber gambar : www.thesun.co.uk)
(sumber gambar : www.thesun.co.uk)

Kau tahu siapa tokoh yang aku rasa benar kutipannya sampai saat ini yang mulia?, tanya sang jaksa. "Entahlah kau seringkali menyukai hal-hal yang tidak biasa dari beberapa orang" jawab sang hakim , Jose Mourinho katanya, karena menurutnya jangan mengidolakan pemain sepakbola karena beberapa dari mereka sampah, berhubungan dengan berkas ku selanjutnya adalah beberapa hal tentang beberapa kasus pelecehan yang pernah dilakukan oleh para pelaku sepakbola dari berbagai belahan dunia. 

Dan yang paling sering dibahas akhir- akhir ini adalah kasus Mason Greenwood dimana dirinya pernah dituntut dengan kasus pelecehan seksual, sampai akhirnya awal tahun ini kasusnya ditarik dan dirinya rujuk kembali dengan sang korban yang memang juga pacarnya sendiri tersebut. Banyak yang berbeda pendapat di tubuh fans Manchester United ada yang berharap dirinya kembali dengan harapan akan membuat timnya lebih baik, ada juga yang sangat tidak ingin pemain akademi tersebut kembali karena akan melukai harga diri klub.

Bahkan pembela kembalinya Mason Greenwood seringkali mengeluarkan pernyataan dengan jurus jitu yaitu ditariknya semua tuntutan oleh pengadilan dan juga kembalinya Greenwood dengan sang korban Harriet Robson. Dari sini aku menyadari bahwa sebuah moral pada manusia itu bisa ditarik tergantung apa yang terjadi dan menjadi keuntungan dalam hidupnya, "kau bicara begitu karena fans dari tim rival bukan begitu sobatku? " tanya sang hakim.

Sembari melengkungkan senyumnya sang jaksa menjawab  "kau bercanda aku adalah salah satu orang yang berada di nou camp pada saat tim kesayangan mengangkat piala si kuping besar".

  1. Kekompakan yang tidak stabil di mata fans sepakbola Indonesia

( sumber gambar: https://kliklegal.com/)
( sumber gambar: https://kliklegal.com/)

Sembari mengangkat berkas sebelumnya, sang Jaksa akhirnya sampai ke berkas terakhirnya, berkas yang paling tebal diantara yang lainnya, lantas sang Hakim diberikan beberapa foto yang cukup membuat kenyamanannya terganggu. Ya ternyata disana terdapat gambar 135 penonton sepakbola yang kehilangannya nyawa untuk menghabiskan masa liburnya bekerja, atau membutuhkan hiburan . di halaman selanjutnya terdapat beberapa korban yang sampai saat ini masih merasakan sakit akibat tembakan gas air mata pada, baik dari organ dalam mereka sampai matanya. Lantas sang hakim menjawab " melihat pengamanan buruk seperti itu , dan penembakan gas air mata oleh regu (pengaman) mungkin pemerintah disana tidak terlalu membuka mata mereka untuk sepakbola kawanku?". "Ya awalnya aku juga berfikir seperti itu, namun..... " jawab sang hakim membuka halaman berkas selanjutnya. Kau tahu yang apa yang terjadi setelah beberapa Minggu setelah kejadian tersebut? Dimana dalam berkas itu adalah beberapa penolakan dari para politisi terhadap kehadiran Israel pada ajang piala dunia U-20 yang diselenggarakan di Indonesia, hal ini katanya dilakukan dalam rangka solidaritas terhadap Palestina namun dalam benakku bertanya "mengapa Solidaritas kemanusiaan masyarakat disana lebih kuat dibandingkan dengan kepada saudaranya sendiri?" heran sang Jaksa .

"Mungkin itu masalah Ideologi mereka, dimana negara itu memang tegas menolak kehadiran negara Israel bukan?" Jawab sang Hakim masih membela.

Awalnya aku merasa begitu sampai akhirnya aku memutuskan berangkat ke negara yang dikenal ramah akan warga lokalnya, dan sebagian besar dari mereka menjawab jika penerimaan Israel terjadi dan Israel menjadi juara itu akan menjadi suatu penistaan agama mungkin , dengarnya dari salah satu fans sepakbola Indonesia tersebut. Lantas sang jaksa bertanya lagi , apakah kau setuju akan kompetisi yang dihentikan dikarenakan oleh karena tragedi Kanjuruhan lalu ? , Tidak tegas sang fans sepakbola tersebut. Akan sangat menyedihkan ketika klub atau para pemain nanti memiliki kondisi yang terkatung-katung jawabnya. 

Hal yang sampai saat ini masih membuat sang jaksa kebingungan, dimana beberapa fans sepakbola bagi para petinggi sepakbola hanya dianggap sebagai angka dimana mungkin beberapa dari mereka bahkan tidak satupun mengetahui nama korban disana. Namun disisi lain fans sepakbola yang fanatik tidak ingin kehilangan salah satu hiburan mereka dengan tidak setujunya kompetisi dihentikan oleh karena 135 nyawa menghilang dalam satu pertandingan. Dimana hal ini bisa saja terjadi kapanpun apabila memang nyawa tidak seberharga itu di mata para pelaku industri sepakbola tidak dalam waktu dekat namun resiko untuk kejadian hal ini masih sangat tinggi.

Belum lagi jaksa masih percaya bahwa Indonesia adalah negara yang sangat menjaga moral semua masyarakatnya, hingga pada saat sidang vonis putusan para tersangka Kanjuruhan sang jaksa pun datang untuk menjadi bahan pertimbangannya pada saat kasus yang sama mungkin akan terjadi di negaranya. Sampai akhirnya putusan selesai dibacakan dan begitu kagetnya sang jaksa ketika salah satu hal yang meringankan hukuman dari para tersangka tersebut adalah angin yang bertiup ke arah penonton ucap sang hakim pengadilan di Indonesia itu, lantas sang jaksa berfikir "mengapa negara dengan pendidikan moral tinggi, melecehkan tuhan di depan meja pengadilan?: " gumamnya dalam hati .

Lantas apa yang mau kau gugat saat ini ? " tanya hakim yang ikut shock mendengar cerita sahabatnya tersebut", 

"Sepakbola" jawab sang jaksa.

"Memang siapa yang berhak untuk memenangkan sepakbola? Kemanusiaan? " tanya sang Hakim pada sang Jaksa

"Bukan tapi keadilan,  dimana Sebagai fans sepakbola aku selalu keberatan apabila sang pengadil di lapangan bertindak berat sebelah apalagi kepada tim lawan begitu pula aku menginginkan keadilan dari kasus diatas bukan dari seorang jaksa tapi dari seorang fans sepakbola namun karena keadilan tersebut aku bisa menerima apapun hasilnya " jawab sang jaksa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun