Mohon tunggu...
Gilang Dejan
Gilang Dejan Mohon Tunggu... Jurnalis - Sports Writers

Tanpa sepak bola, peradaban terlampau apatis | Surat menyurat: nagusdejan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menilik Juru Gedor Milan Setelah Zlatan

26 September 2020   20:40 Diperbarui: 26 September 2020   20:49 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Pianeta Milan.

Urgensi AC Milan dalam mencari penerus Andriy Shevchenko dan Filippo Inzaghi belum juga usai. Duo nama itu menjadi duet tersubur Milan di San Siro pada masanya. Keduanya berhasil menghimpun lebih dari 300 gol. Terlepas dari keuangan Milan yang mengalami resesi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.

Nama besar Inzaghi atau pun Shevchenko kerap jadi beban bagi penyerang yang datang ke Milan. Tak lebih dari setengah lusin striker yang datang silih berganti, seperti Mario Balotelli, Carlos Bacca, Andre Silva, Andrea Pentagna, Gianluca Lapadula, Patrick Cutrone, Klaas Jan Huntelaar, dll.

Penyerang terakhir Milan yang tampil tajam adalah Zlatan Ibrahimovic pada musim 2011/12 dimana Ia berhasil mencetak lebih dari 20 gol di Serie A dalam satu musim sehingga tujuh tahun berselang, kala penyerang gaek itu menginjak usia 38 tahun, Ia kembali ditarik ke Milan.

Bersama Stefano Pioli, pria jangkung berpaspor Swedia itu membuktikan bahwa kualitasnya masih terjaga. Zlatan mencetak 11 gol dari 20 laga di semua kompetisi musim 2019/20 dan sukses membantu mengembalikan DNA Milan ke Eropa (baca: Liga Europa). Tak heran bila kemudian dia diganjar kontrak baru, namun demikian Zlatan tak lagi muda.

Berbicara jangka panjang, Milan mesti menyiapkan suksesor Zlatan yang lebih muda. Sementara jangka pendeknya, Zlatan yang memasuki usia senjanya tentu tak menjamin selalu fit setiap saat. Maka penting sekali Milan menyiapkan pengganti yang sepadan. Seperti situasi yang terjadi saat ini, ketika Zlatan diklaim terpapar Covid-19.

AC Milan yang selama periode transfer melakukan kalkulasi "mencari pelapis Zlatan saat Ia cedera/absen" juga tak membuahkan hasil. Luka Jovic yang masuk dalam radar direktur olahraga, Paolo Maldini, gagal diboyong.

Maka opsi terakhir adalah menggeser Rafael Leao atau Ante Rebic bermain lebih ke penyerang tengah dan mengandalkan para penyerang yang baru di promosikan dari akademi seperti Lorenzo Colombo dan Daniel Maldini. Pertanyaan berikutnya adalah apakah keduanya akan berhasil memanggul ekspetasi nama besar para pendahulunya.

Bukan saja terbebani oleh striker legendaris semacam Pippo, Sheva, atau Zlatan. Melainkan para pendahulunya seperti Angelo Colombo yang merupakan ayahanda dari Lorenzo Colombo maupun Paolo Maldini dan Caesar Maldini yang merupakan Ayah dan Kakek Daniel Maldini.

Lorenzo Colombo Mesin Gol Made in Vismara

Colombo memang terlahir 25 kilometer di luar kota Milan, tepatnya di kota Vimercate. Namun Colombo begitu mengenal Vismara (markas akademi Milan) sebabnya Ia terdaftar di akademi Milan sejak usia dini sehingga tak salah bila Milanisti melabelinya sebagai produk asli akademi Rossonerri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun