Mohon tunggu...
Gigih Prayitno
Gigih Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Masih belajar agar dapat menulis dengan baik

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Love for Sale", Kadang Kisah yang Manis Harus Berakhir Miris

22 Februari 2019   07:43 Diperbarui: 22 Februari 2019   07:55 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: fixcinema.com

 

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Boleh jadi kamu mencintai seuatu, padahal ia amat buruk bagimu

Pernah punya teman atau kenalan seorang bujang lapuk? Istilah yang sering digunakan bagi mereka yang dianggap sudah berumur namun belum juga menikah. Di saat banyak teman-temannya yang sudah mempunyai momongan, namun dia yang satu ini tetap saja sendiri. Begitulah yang dialami oleh Richard dalam film Love For Sale garapan Andibachtiar Yusuf.

Love for Sale bercerita tentang Richard (Gading Marten) yang menjadi bujang lapuk yang menjadi pengusaha percetakan dengan mempekerjakan beberapa karyawan. Richard sudah tidak muda lagi, pada umurnya yang sudah ke 41 tahun, dia masih saja betah sendirian. Dengan begitu teman-temannya juga pun berganti, karena untuk orang seusia dengan Richard lebih banyak meluangkan waktu untuk keluarga mereka, dan Richard masih seorang diri saja.

Dengan hobi bola nya, Richard mempunyai teman-teman yang untuk nonton bareng, meskipun sebagian besar dari teman nonton barengnya jauh lebih muda dari dia dan memanggil Richard dengan sebutan "Om."

Pada suatu saat, salah seorang teman nobar akan melangsungkan acara pernikahan. Sebagai orang yang paling tua dalam kelompoknya dan masih belum juga menikah tentu ini menjadi satu masalah tersendiri, dari menjadi bahan ejekan hingga taruhan.


Akhirnya mereka bertaruh apabila Richard datang dengan tidak membawa pasangan, maka dia akan kehilangan harga dirinya.

Sebagai orang yang sudah berumur, tentu saja ego akan selalu bertumbuh subur, Richard langsung meng-iya kan taruhan tersebut, tanpa tahu ini adalah awal dari sebuah kisah manis namun berakhir dengan tragis.

Tidak mau terlihat sebagai pecundang yang kalah di acara kawinan tersebut, Richard memutar otak untuk mencari cara supaya bisa mendapatkan teman kencan yang bisa diajak kondangan bersama, mulai dari melihat perempuan di Facebook, mencari beberapa perempuan, yang pernah menjadi pelanggan di tempat percetakannya, meminta pertolongan dari sahabat lamanyanya, namun semua usahanya sia-sia hingga akhirnya secara kebetulan dia menemukan sebuah aplikasi dating yang bernama Love.inc.

Dengan waktu yang sudah mendesak, akhirnya Richard memutuskan menggunakan aplikasi kencan online dan membuat kesepakatan dengan Love.inc untuk menyewa seorang perempuan dalam kencan selama 45 hari.

Maka datanglah Arini Kusuma (Della Dartyan), perempuan dari Love.inc yang akan menemani Richard ke kondangan.

Awalnya Richard tidak menaruh rasa apa-apa terhadap Arini. Dia hanya sekadar perempuan dari Love.inc untuk menemani Richard kondangan saja, tidak lebih.

Namun ternyata berbeda, Arini sebenarnya adalah representasi dari perempuan yang sangat sempurna yang tidak akan pernah ditemui sosoknya di dunia. Arini adalah karakter perempuan yang dibuat oleh otak pria.

Arini digambarkan sebagai perempuan cantik dalam berbagai definisi cantik itu sendiri, punya paras yang menawan, tubuh yang atletis, sporty, punya pengetahuan yang luas, pintar memasak, dan yang terpenting suka nonton bola. Belum lagi karakter yang digambarkannya selalu ceria, berinisiatif untuk memulai duluan, tidak membosankan dengan sedikit kelucuan hingga kemampuannya di ranjang. Tentu saja kombinasi maut semacam ini akan jarang ditemui, dan pasti nya semua pria akan bertekuk lutut dengan perempuan seperti ini.

Richard sudah mulai menaruh hati pada Arini, dan akhirnya satu per satu misteri terkuak dan puzzle cerita mulai tersusun dengan sempurna. Mulai dari asal-usul keluarga Richard, alasan kenapa Richard masih belum menikah walau di usianya yang sudah terlalu matang, sampai penyebab Richard menjadi bos killer yang sangat disiplin dan ditakuti oleh para pekerjanya.

Dan semua hal tersebut berubah ketika Arini datang. Persona Arini mampu meluluhkan hati Richard, dan laki-laki akan selalu luluh dengan persona yang sama dengan persona yang dimiliki oleh Arini.

Richard yang keras kepala mulai melunak, tidak lagi kaku terhadap para karyawannya dan mulai terlihat sangat humble, tidak suka marah-marah. Semua bersumber pada satu hal, cintanya untuk Arini mulai tumbuh dan lupa bahwa Arini hanyalah seorang perempuan hasil dari kesepakatan Richard dengan Love.inc selama 45 hari, tidak kurang tidak lebih.

Ketika harapan sudah dibangun tinggi, rencana sudah mulai dipersiapkan, ekspektasi sudah terjalin rapi, dan asumsi-asumsi manis melayang-layang di pikiran dan secara tiba-tiba dalam satu kepergian tanpa pamit bersatu berkonspirasi menjadi cerita yang awalnya manis berubah menjadi tragedi yang miris.

Kisah cinta Richard dan Arini berakhir dengan ending yang anyep, bukan hanya dalam filmnya sendiri tapi semua orang yang menonton dibawa dalam perasaan kehilangan yang mendalam. Sebuah rasa keheningan dan kesepian yang tiba-tiba datang dari sebuah kepergian yang tidak diinginkan. Cerita seperti ini sangat relatable di Indonesia, bagi mereka yang pernah ditinggalkan tanpa sebuah alasan di saat sayang-sayangnya tentu menjadi trauma yang mendalam.

Ceritanya pun sangat relatable dengan kehidupan dunia nyata di berbagai kota besar di Indonesia. Tidak ada peran yang super WOW atau adegan-adegan ekstrim yang tidak masuk akal. Para karakter dari tokohnya banyak kita temui dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam penyajiannya pun film Love For Sale sangat rapi, scene yang detail namun penuh makna hingga scoring yang tepat untuk mendukung terbentuknya suasana, hingga pesan dan rasa dalam film ini ter-deliver dengan sangat baik.

Love For Sale mampu membuktikan bahwa Indonesia mampu membuat sebuah film dengan kualitas di atas rata-rata yang tentunya tidak diragukan lagi. Hal ini dibuktikan dengan masuknya film Love For Sale dalam 23 nominasi di beberapa penghargaan bergengsi seperti Piala Citra, Piala Maya, Indonesian Movie Awards, hingga Festival Film Bandung.

Hasilnya, Film Love For Sale mendapatkan beberapa penghargaan seperti Piala Citra untuk Pemeran Pria Terbaik, Piala Maya untuk Skenario Asli Terpilih, Piala Maya untuk Desain Poster Terpilih dan Piala Maya untuk Aktor Utama Terpilih.

Love For Sale menjadi satu film yang bisa kamu tonton dengan kualitas dan penyampaian cerita yang luar biasa mengagumkan, namun dengan rasa anyep yang membayang-bayangi para penontonnya.

Kadang Sebuah Kisah Cinta yang Manis Bisa Berakhir Miris (Gigih Prayitno)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun