Mohon tunggu...
Giens
Giens Mohon Tunggu... Penulis - freelancer

I like reading, thinking, and writing.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Reformasi 1998: Awal "Kudeta" oleh DPR

1 Juni 2016   14:55 Diperbarui: 1 Juni 2016   15:05 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sayangnya, yang umum disebut tiran adalah eksekutif perseorangan. Sebagai setitik buih dalam riak ombak rakyat di lautan kepentingan, saya hanya bisa prihatin dengan 'kondisi' senayan.

Lalu ke mana saja orang-orang yang mengaku pejuang reformasi 98 itu? Sudah duduk di "kursi dewan" dan lupa kalau kepentingan negara harus tetap diutamakan? Atau hingga kini masih saja sibuk mengejar-ngejar sosok Soeharto sampai ke alam kubur hanya untuk menyampaikan hujatan dan makian? Atau jangan-jangan reformasi dengan segala pernik-perniknya itu sekadar ambisi dendam pribadi segelintir orang yang menunggangi sekelompok massa yang tak terkendalikan? Jaminan tambah runyam kalau begini. Karena ternyata banyak yang gampang teralihkan perhatiannya oleh kebencian hingga tak menyadari bahwa sebenarnya tiraninya tuh di sini….

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun