Mohon tunggu...
Gibran Ino
Gibran Ino Mohon Tunggu... Animator - Dont Look Back

Nandemonai

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bunga Kehidupan "人生の花"

19 September 2019   20:43 Diperbarui: 19 September 2019   20:52 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hariku berlalu lalang tanpa henti, berirama layaknya tuts piano namun hanya terlihat warna monokrom yang kujalani layaknya catatan not dalam setiap buku musik ku. 

Langkahku pada setiap pagiku mengantarkanku pada gudang ilmu dengan segala kemonotonan hidup. Satu Semester telah kujalani semuanya dengan sangat buruk, tak seorang pun di gudang ilmuku yang ku kenal dan membuat langitku menjadi sedikit lebih cerah. Tiba saatnya aku berfikir untuk memiliki seseorang penyemangatku, seseorang yang mendengarkan semua keluh kesahku, seseorang yang buat pagiku menjadi tak seperti awan mendung lagi. 

Seminggu setelah libur semesterku tiba eskul ku hendak membuat film pendek yang tadinya akan di jadikan bahan untuk demo eskul nanti dan juga kebetulan ada kompetisi membuat film pendek. 

Kukumpulkan semua niat untuk merubah kehidupan ku di sekolah, aku ingin memiliki teman. Ku datangi ruangan komputer, yaitu tempat biasa eskul ku kumpul dan semua berjalan seperti biasa, tiba-tiba aku di tunjuk untuk membujuk semua anggota eskul ku untuk ikut berkontribusi karena pada saat kumpul tadi keadaan tidak kondusif. Tanpa basa basi aku terima dengan lantang, fikirku kali aja dapet temen. 

Setelah ku pulang dengan segala keletihan raga dan jiwa, ku mulai mengechat semua anggota di eskul ku. Ku lantarkan semua kata kata yang mengasyikan yang ku pelajari di internet, dan ada satu perempuan yang tak ku kenal sama sekali, dan aku baru tahu dia mengikuti eskul ini. Ku cari tahu namanya, karena dia menemani hari hariku dengan semua pembicaraan ku tentang pembuatan film itu, modus banget yah wkwkwk.

Tiba saatnya aku ingin mengetahui siapa perempuan itu, dan ku tanyakan pada teman se-eskul ku ternyata namanya Bunga, ku temui kelasnya dengan penantian karena jam belajar kelasnya belum habis. 

Setelah menunggu, ku temui dia dengan segala kecanggungan dan rasa takut. Setelah beberapa saat mengobrol dengannya, perempuan cantik berkacamata dengan senyuman indahnya, ku rasa inilah penyemangatku, sendu yang dulu kini menjadi seri, jalan pulang yang sepi kini lebih berirama bersamanya. Ku jalin semuanya dengannya, ku cari apa itu bahagia, ku lihat kembali semua warna di langitku.

Malamku terasa indah, ku dengar semua kata katanya, ku dengar semua nasihatnya, karena ku hidup sendiri dan orang tua serta keluargaku tak serumah denganku dengan alasan pekerjaan. Ku akhiri telfon ku untuk beristirahat dan mengingat semua yang terjadi hari ini.

Adzan Subuh pun berkumandang beriringan dengan telfonnya membangunkanku untuk sholat. Dengan pagiku yang mulai berwarna ku sisipkan doa inginku menjalani seperti ini lebih lama, dan sedikit lebih lama lagi. Senyum ku tak lagi senyum pendustaan, tawa ku tak lagi tawa kemunafikan, ku rasakan masa sekolahku lebih indah. 

Sepulang sekolahku, ku temui bunga kehidupanku. Dia hadiahkan senyumnya untuk kedatanganku, tak seperti orang lain yang bermesraan,  menghamburkan uang dan waktu. 

Mengerjakan tugas bersama menurutku lebih indah dan bermanfaat, dengan semua candaannya. Senja pun tiba dengan seruannya untuk pulang. Jalan rumannya yang searah buat semuanya seakan dapat lebih lama, dengan hangatnya perbincangan derap langkah ku yang melemah seakan tergugah kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun