(Orang-orang kantor saling berebut jalan arah pulang, tandanya hari menjadi sore.
Terkejut mendengar paman datang dan mengumpat, aku bingung, diam tak bergerak)
Hai pemuda yang sesat,
Apa yang sedang kau sangsingkan?
Jangan kau berpikir tentang keadaan, sebab itu sangat merugikan
Sungguh senang melihat orang merintangi pekerjaanya
Tapi belum tentu mereka senang dibuatnya.
Karena kita hidup di jaman yang sulit
Dengan harga yang melejit
Solusinya hanya berdiri jinjit
Siap tambang untuk mencekik
Hai pemuda sesat. Dengarkan!
Ini bukan kesah
Tapi pesan supaya kamu dapat selamat
Apa untungnya punya impian?
Kalau kemenangan sudah ditentukan?
Apa untungnya punya harapan?
Kalau karam di tengah jalan?
Berakhir dalam kubangan?
Hidup itu sewajarnya
Tidak perlu impian, tidak perlu harapan
Biar mengalir mengikuti jalan
Dengan begitu, kamu tidak dikalahkan dan tidak takut jatuh dalam kubangan.
Jadilah seperti petir, yang tidak terkontaminasi oleh yang lain
Jangan jadi seperti air, mudah terkontaminasi yang lain.
Begitulah juru selamat dalam hidup
Biar mati pun tetap selamat karena hidup
Slawi, 30 mei 2020