Kabupaten Banyuwangi adalah sebuah wilayah kabupaten di provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibu kota dari kabupaten ini berada di Kecamatan Banyuwangi. Kabupaten ini terletak di ujung paling timur pulau Jawa di Indonesia, tepatnya di kawasan Tapal Kuda, yang berbatasan dengan Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Bondowoso di sebelah utara, Selat Bali dan Provinsi Bali di sebelah timur, Samudra Hindia di sebelah selatan, serta Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso di sebelah barat. Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten terluas di Jawa Timur dan Kabupaten terluas nomor tiga di Pulau Jawa.
Pusat Pemerintahan Kecamatan Banyuwangi berada di Kantor Camat Banyuwangi yang terletak di Jalan Jend. Achmad Yani No.102 Banyuwangi.Â
Pembagian Administratif sunting
Kecamatan Banyuwangi terdiri dari 18 Kelurahan yaitu Kampung Mandar, Kampung Melayu, Karangrejo, Kebalenan, Kepatihan, Kertosari, Lateng, Pakis, Panderejo, Penganjuran, Pengantigan, Singonegaran, Singotrunan, Sobo, Sumber Rejo, Taman Baru, Temenggungan dan Tukang Kayu. Kabupaten Banyuwangi dihuni oleh berbagai suku bangsa. Penduduk mayoritas Kabupaten Banyuwangi adalah Suku Jawa, Suku Osing dan Suku Madura.Â
Penduduk Kecamatan Banyuwangi juga memiliki beragam profesi. Karena posisinya sebagai ibu kota kabupaten, maka banyak penduduk yang bekerja sebagai pegawai pemerintahan, pedagang, pengusaha, dan sebagainya. Untuk perdesaan mayoritas pekerjaannya adalah petani dan peternak. Di daerah tepi pantai mayoritas pekerjaannya jelaslah nelayan.
Terkait kebudayaan terdapat banyak sekali budaya di Banyuwangi. Penduduk Kecamatan Banyuwangi berkumpul saat karnaval perayaan hari kemerdekaan Indonesia atau saat perhelatan Banyuwangi Ethno Carnival (BEC). Pada saat itu para warga memadati jalan yang menjadi rute karnaval. Tarian Gandrung merupakan tari khas Banyuwangi yang mempunyai makna atau arti khusus ketika dimainkan. Tarian ini lebih dari sekedar tarian untuk merayakan panen raya. Tetapi juga untuk mengucapkan rasa syukur bagi masyarakat terhadap apa yang sudah mereka peroleh. Busana tari Gandrung sangat unik dimulai dari perias kepala yang dinamakan omprog, busana yang unik, selendang dengan penyebutanya adalah omprog, kipas dan properti tambahan lainya. Tari Gandrung berhasil menjadi maskot resmi pariwisata Banyuwangi, ditambah lagi patung Gandrung yang berada pada berbagai sudut desa dan kota. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi terus memprakarsai adanya promosi Gandrung sampai bisa pentas ke dalam atau luar negeri seperti Jakarta, Surabaya, Hongkong, atau kota-kota di Amerika Serikat.
 Banyuwangi juga terdapat festival yang dinamakan Gandrung Sewu. Gandrung Sewu merupakan festival yang diadakan 1 tahun sekali. Sebagai festival rutinan, gandeng Sewu tidak hanya menyuguhkan penampilan Gandrung, tetapi juga penampilan-penampilan budaya lainya seperti jaranan, gamelan yang mengiringi jalanya acara, sinden. Setiap tahun, Gandrung Sewu mengusung tema yang berbeda-beda. Penampilan tambahan selain gandrung pun bervariasi. Festival ini menjadi salah satu alasan kenapa Banyuwangi terkenal akan budayanya. Budaya selanjutnya yaitu Seblang. Seblang adalah ritual yang dilakukan oleh masyarakat Desa Bakungan dan Olehsari. Seblang merupakan tarian yang berfungsi untuk menolak bala atau bersih desa. Seblang dibagi menjadi 2, yaitu Seblang Bakungan dan Olehsari. Seblang Bakungan dan Olehsari ditarikan oleh orang yang sudah menopause dan anak yang masih gadis. Budaya-budaya tersebut masih dilestarikan oleh warga Banyuwangi. Saya merasa bangga karena budaya Banyuwangi tidak punah serta tidak tergerus budaya barat yang negatif.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI