Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Seruan Masyarakat: 'Influencers Please Take Responsibilities'

30 Agustus 2025   21:50 Diperbarui: 30 Agustus 2025   21:50 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi,  Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Copilot.Microsoft 

Refleksi atas Peran Figur Digital dalam Krisis Sosial dan Demokrasi Indonesia

"Influencers pls take responsibilities."  

Seruan ini bukan sekadar caption viral. Ia adalah jeritan nurani dari masyarakat yang merasa dikhianati oleh figur-figur yang dulu mereka percaya.

Dalam dua hari terakhir, Indonesia diguncang oleh kerusuhan yang menyisakan luka sosial, kematian warga sipil, dan krisis kepercayaan terhadap institusi. 

Di tengah kekacauan itu, beredar sebuah gambar yang menyebar cepat: daftar nama influencer yang diminta bertanggung jawab atas "kerusakan negara." 

Gambar itu bukan hanya provokatif, ia adalah cermin dari kegelisahan publik terhadap peran figur digital dalam politik dan nasib bangsa.

Dari Citra ke Kuasa: Influencer sebagai Aktor Politik

Di era algoritma, pengaruh tidak lagi berasal dari gagasan, melainkan dari citra. Influencer, yang dulunya hanya mempromosikan gaya hidup, kini menjadi penentu arah politik. 

Mereka tidak dipilih rakyat, tidak diuji oleh debat publik, dan tidak diminta pertanggungjawaban oleh konstitusi. Namun mereka memiliki jutaan pengikut, membentuk opini, dan mengarahkan pilihan politik generasi muda.

Demokrasi Indonesia kini tidak hanya dibentuk oleh partai dan lembaga, tapi juga oleh konten TikTok, Instagram Story, dan endorsement berbayar.

Lebih dari 55% pemilih Indonesia adalah Gen Z dan milenial. Mereka tidak membaca koran, tidak menonton debat politik, dan tidak mengenal rekam jejak kandidat. Mereka mengenal Atta, Rachel, Raffi, dan Ria Ricis. 

Mereka memilih berdasarkan citra, bukan gagasan. Dalam lanskap ini, influencer bukan lagi pemengaruh gaya hidup, mereka adalah pemengaruh arah demokrasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun