Mohon tunggu...
Muhammad Naufal Arrafif
Muhammad Naufal Arrafif Mohon Tunggu... Pelajar

Hobi saya jogging. Disini saya mau menghasilkan uang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peristiwa Berdarah Tak Terlupakan , Inilah Alur Ceritannya

15 September 2025   19:35 Diperbarui: 15 September 2025   17:47 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Proses penjahitan dimulai. Benang medis menembus kulit bibirku yang sobek. Aku menggenggam erat kursi periksa, menahan rasa sakit yang luar biasa. Mataku berkaca-kaca, tapi aku mencoba tegar. Setelah selesai, dokter menempelkan kasa steril. Bibirku terasa kaku dan panas. Aku dibawa pulang, dan keluargaku segera merawatku dengan penuh perhatian. Selama tiga hari, aku hanya bisa istirahat total.

Makanan yang bertekstur keras dilarang. Ibu memasakkan bubur lembut dan sup hangat. Semua minuman harus dengan sedotan. Hari-hari itu berjalan lambat, membosankan, dan penuh kesabaran. Aku hanya bisa menonton televisi, membaca buku, atau tidur. Namun perlahan-lahan kondisiku membaik. Bibirku mulai pulih, meski masih sulit digerakkan. Saat akhirnya aku kembali ke sekolah, beberapa teman menyapaku dengan canda. "Eh, jangan duel lagi ya, nanti bibirmu tambah koleksi jahitan!" Aku hanya tersenyum kecut.

Aku merasa lega karena bisa kembali belajar, meski masih terbatas dalam berbicara. Hari demi hari kulalui dengan hati-hati. Hingga suatu sore, aku kembali kontrol ke dokter. Ia memeriksa bibirku dengan teliti, lalu menghela napas panjang. "Luka luarnya memang sudah membaik," katanya pelan, "tapi ada sesuatu yang lebih serius." Aku menatapnya bingung.

Dokter menatapku serius dan berkata: "Kami menemukan retakan kecil pada tulang rahangmu. Jika tidak segera ditangani, kau bisa kehilangan kemampuan bicara selamanya." Seketika bulu kudukku berdiri. Dunia seolah berhenti berputar. Ternyata, peristiwa berdarah itu bukan sekadar luka biasa, melainkan peringatan keras yang tak akan pernah kulupakan.

Pengertian Alur

Alur adalah rangkaian peristiwa dalam sebuah cerita yang disusun secara teratur berdasarkan hubungan sebab-akibat sehingga membentuk jalan cerita dari awal hingga akhir

Jenis Alur

memakai alur maju (progresif).
Cerita dimulai dari pagi hari (bangun tidur), lalu berlanjut ke sekolah, duel silat, kecelakaan, perawatan di UGD, masa pemulihan, hingga kejutan di akhir cerita. Semua diceritakan urut sesuai waktu, tanpa kilas balik (flashback) maupun lompatan ke masa depan.

 Tahapan Alur Cerita

1.Orientasi / Pengenalan
*Paragraf 1--3
*Mengenalkan tokoh utama ("aku"), latar pagi hari, suasana rumah, perjalanan ke sekolah, dan suasana kelas.
2.Rangkaian Peristiwa / Awal Konflik
*Paragraf 4--7
*Aktivitas pelajaran, suasana kantin, hingga tantangan duel silat oleh teman.
3.Konflik / Pertentangan
*Paragraf 8--9
*Duel silat berlangsung, semakin menegangkan, hingga tokoh utama terjatuh dengan wajah membentur lantai.
4.Klimaks / Puncak Peristiwa
*Paragraf 10--11
*Darah keluar deras dari bibir, semua orang panik, tokoh utama dibawa ke UGD, dan mengalami kesulitan saat ditanyai dokter.
5.Antiklimaks / Peleraian
*Paragraf 12--13
*Bibir dijahit, pulang, dirawat oleh keluarga, menjalani masa pemulihan tiga hari, lalu kembali ke sekolah.
6.Penyelesaian / Ending
*Paragraf 14--15
*Dokter menyampaikan kabar mengejutkan bahwa ada retakan kecil pada tulang rahang yang bisa menghilangkan kemampuan bicara. Cerita ditutup dengan kesadaran bahwa peristiwa ini adalah peringatan besar

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun