Mohon tunggu...
Gerardo Alviero
Gerardo Alviero Mohon Tunggu... Atlet - Gak ada

Just For Fun

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Dunia Menghadapi Isu Transisi Energi Berkelanjutan di G20

14 November 2022   20:14 Diperbarui: 15 November 2022   11:33 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Lestari. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Isu Transisi Energi Berkelanjutan, merupakan salah satu prioritas pada G20 Indonesia tahun 2022, di samping dua topik lainnya yakni Sistem Kesehatan Dunia serta Transformasi Ekonomi dan Digital. 

Masalah energi baru dan terbarukan (EBT) merupakan sebuah perubahan iklim global yang akan menuju fenomena yang disebut dengan global warming. Salah satu poin penyebab utama yang terlihat adalah tingginya emisi karbon yang diakibatkan oleh aktivitas manusia dalam mendapatkan energi untuk kehidupan sehari-hari dan kebutuhan produksi atau industri. 

Maka dari itu, Transisi energi menjadi masalah yang sangat krusial dan urgen untuk dilakukan demi mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK). Transisi energi juga merupakan proses panjang yang harus dilakukan oleh negara-negara di dunia untuk menekan emisi karbon yang dapat menyebabkan perubahan iklim. 

Kesepakatan dalam transisi energi bertujuan untuk menuju ke titik yang sama yaitu pemanfaatan energi bersih yang terus meningkat. Negara-negara anggota G20 menyumbang sekitar 75% dari permintaan energi global. Sehingga, sangat penting untuk negara-negara G20 memegang tanggung jawab yang besar dan peran strategis dalam mendorong pemanfaatan energi bersih. 

Pada zaman sekarang, batubara, gas bumi, dan minyak bumi merupakan bahan bahan yang saat ini menjadi sumber energi untuk transportasi. Hal ini membuat kondisi yang saat ini terjadi yaitu, kondisi dimana harga gas dan batubara meroket dan juga disusul kenaikan harga minyak. Hal ini menyebabkan terjadinya krisis energi di Eropa."perfect storm" merupakan sebuah kondisi dimana terjadi beberapa fenomena baru di kawasan eropa. 

Peristiwa pertama adalah keterbatasan pasokan dari Rusia, yang merupakan salah satu pemasok utama bagi Eropa. Kemudian ada juga peristiwa dimana musim panas terasa lebih panas dari biasanya dan kemungkinan akan merasakan musim dingin yang lebih dingin dari biasanya yang disebabkan oleh krisis energi di negara Inggris. Eropa Pun juga mempunyai aturan emisi CO2 yang semakin ketat sehingga menyebabkan harga karbon menjadi sangat tinggi.

Dalam upaya untuk menangani dan memulihkan turunya ekonomi dunia akibat masalah pemanasan global akibat perubahan iklim, pemerintah telah mencoba untuk membuat beberapa kebijakan yang tidak jauh dari aspirasi jangka panjang. 

Contohnya konsumsi energi ke depan perlu memperhatikan emisi karbon, menghentikan penggunaan energi fosil, Pembangunan ke depan diarahkan untuk mempertahankan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, target penurunan emisi, dan kapasitas daya dukung sumber daya alam, dan juga pengenaan pajak karbon tidak serta merta yang akan dilakukan. 

Bahkan. semua negara pun juga mempunyai keharusan untuk melakukan transisi energi dimana saat ini dunia sedang memasuki masa transisi energi sejak dibuat Kesepakatan Paris (Paris Agreement) tentang perubahan iklim. 

Kesepakatan ini dibentuk dengan tujuan untuk membatasi kenaikan suhu global sampai di angka minimum 1,5 Celcius, dan di bawah 2 Celsius, Mengurangi tingkat emisi gas rumah kaca atau aktivitas yang serupa, dan juga guna untuk meminimalkan emisi gas serta mencapai target emisi net zero atau nol bersih. 

Pada KTT G20 nanti, akan terdapat tiga isu yang lebih spesifik mengenai transisi energi berkelanjutan yang akan dibahas. Menurut Tim Juru Bicara G20 Maudy Ayunda,  kita sebagai penerus bangsa perlu berpartisipasi secara aktif dalam mendukung tiga isu dalam transisi energi berkelanjutan yang dilakukan oleh pemerintah yang akan membuat transisi energi berkelanjutan dapat segera terwujud. .

"Transisi energi yang berkelanjutan ini memiliki tingkat urgensi yang tinggi. Oleh karena itu, dengan adanya semangat kolaborasi kita dapat ambil bagian," ujarnya. Kolaborasi pertama yaitu dengan memberikan akses kerjasama dengan lembaga internasional terkait dengan masalah dan penelitian teknologi serta energi bersih. 

Hal ini bertujuan agar transisi energi berkelanjutan yang dipergunakan dapat menjadi andalan sumber energi bagi masyarakat. Hal tersebut penting dalam mengelola energi terbarukan, efisiensi energi, dan penggunaan bahan bakar fosil yang lebih bersih di dalam negeri. 

Kedua adalah penggunaan teknologi pintar dan bersih. Hal ini guna untuk mendorong penggunaan teknologi dalam setiap sendi kehidupan masyarakat. Dengan begitu, pengurangan akan emisi CO2 dapat segera mencapai target yang telah ditentukan. 

Kemudian terakhir adalah pembiayaan penggunaan energi yang berkelanjutan. Jika kita berbicara tentang biaya, maka diperlukan skema dan mekanisme pembayaran yang dikembangkan yang guna untuk menggalang kolaborasi semua pemangku kepentingan dalam mewujudkan transisi energi berkelanjutan. 

Kita sebagai generasi muda yang akan melanjutkan dan menghuni di bumi di waktu yang akan mendatang, harus mengambil peran dalam kejadian ini. Hal tersebut, agar dapat memberikan perubahan nyata terhadap penggunaan energi fosil di Indonesia. 

Sehingga, di masa depan kaum muda dapat mengurangi penggunaan energi berbasis fosil secara signifikan. Sehingga kita harus segera melakukanya guna untuk menjaga kelestarian bumi. Mengingat, penggunaan energi fosil yang meningkatkan emisi CO2 yang menyebabkan serangkaian kerusakan lingkungan. Dari mulai udara hingga laut yang terancam akan kerusakan. 

Namun, Menurut bapak presiden, Joko Widodo, terdapat 3 tantangan besar dalam transisi energi yang yang perlu kita perhatikan yaitu pertama akses energi bersih. Kita semua tentu akan menghadapi kenyataan bahwa tidak semua warga di dunia ini memiliki akses yang terjangkau, bagus, dan modern. Kita harus mendorong energi bersih untuk kita semua, terutama energi yang elektrifikasi dan clean cooking. 

Masalah kedua adalah pendanaan yang sangat besar. Transisi berkelanjutan memerlukan proyek-proyek yang baru, artinya juga dibutuhkan investasi yang baru. Maka dari itu kita perlu mencari mekanisme pembiayaan yang tegar agar menciptakan keekonomian yang menguntungkan bukan membebani masyarakat. 

Masalah yang terakhir merupakan dukungan riset dan teknologi. Masalah ini dan sebelumnya memiliki keterkaitan yang cukup besar dimana dua duanya memerlukan modal yang besar.

 Bapak Joko Widodo menekankan bahwa dalam masa transisi energi, memerlukan peran ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mengembangkanya menjadi yang lebih efisien dan kompetitif. 

Dibalik itu semua, Bapak Presiden, optimis bahwa terdapat sejumlah peluang yang terbuka sangat lebar. Dia juga mengingatkan kami untuk mempersiapkan berbagai kompetensi dan keahlian tingkat dasar hingga perguruan tinggi, sehingga sumber daya manusia kita unggul untuk menghadapi masa transisi. 

Lewat Kegiatan G20 ini, Indonesia diberikan kesempatan untuk mendorong dan mewujudkan kebijakan untuk mempercepat pemulihan ekonomi secara inklusif. Indonesia pun memiliki kesempatan untuk menunjukkan kepada dunia bahwa kita memberikan dukungan penuh terhadap transisi energi global. Sebab negara anggota G20 menyumbang sekitar 75% dari permintaan energi global. 

Maka dari itu, negara-negara G20 memegang tanggung jawab besar dan peran strategis dalam mendorong pemanfaatan energi bersih. Sekarang, Kita sudah diberikan kepercayaan oleh bapak presiden untuk mewujudkan dan merealisasikan transisi energi. 

Pertama adalah untuk meningkatkan kesadaran orang orang lain akan manfaat transisi energi berkelanjutan serta global warming, kedua beliau sudah menciptakan ruang bagi pemuda untuk berkontribusi secara proaktif mendorong transisi energi dan aksi mitigasi perubahan iklim, dan meningkatkan kontribusi nyata dalam program perubahan transisi energi dan aksi mitigasi perubahan iklim. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun