Mohon tunggu...
Aisyah Khadijah Rusdiati
Aisyah Khadijah Rusdiati Mohon Tunggu... wiraswasta -

Hanya seorang wanita biasa, tak ada yg istimewa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tepis Ragu itu... Raih dan genggam Asa.

4 Juni 2011   02:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:53 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kelebat rasa silih beganti, gemuruh rasa tak menentu.... Gemetar pijakku mencoba meniti langkah mengawali sebuah jejak tuk raih apa yang ingin kucapai. Kutepis smua raguku dan kukibaskan segala bentuk kekhawatiran melanda didada smbil terus menganyam  asa, memintal benang-benang kusut menjadi songket indah untuk kutunjukkan pada dunia. Bahwa sekecil dan seremeh apapun sesosok manusia yang dipenuhi harapan dan asa tak layak untuk di singkirkan dan di abaikan dengan kecongkakan manusia lain yang telah merasa dirinya besar, berarti dan lebih. Manusia-manusia sombong dan congkak tak suka diungguli dan tak sudi mengakui kelebihan oranglain walau kelebihan yang dimiliki seseorang itu secuil atau lebih dari dirinya. Ahhh... apa peduliku... aku hanya butuh nyali dan keberanian serta percaya diri untuk terus melangkah, dan berbaur diarena bersama mereka yang sudah layak atau merasa dirinya lebih besar dan punya cengkeram kuat diarena ini. Tetapi arena itu bukanlah monopoli seseorang atau beberapa gelintir, arena itu luas membentang berikan kesempatan pada sesiapa jua hendak turut berbaur. Sementara diantaranya justru ada yang saling menggenggam jemari tuk melangkah bersama. Memberi senyuman dan saling pandang dengan sorot teduh bersahabat. Dan sementara itu mereka yang sok dan merasa besar congkak sinis dan berusaha merajai amat terlihat sekali sebagai sosok  minus dimataku yang awam ini walau dia memakai jubah kebesarannya. Hmmm...  aku tersenyum saja dan melihat tingkah pongahnya dari sudut mata terpicing sambil mengurut dada tipisku yang lemah dan ringkih ini..... Yup, ternyata semakin meniti dan melangkah memasuki arena,  sgala debar dan gemetar perlahan sirna. Tanganku mengepal keras seolah menggenggam harap yang terus coba tuk kuraih dan ingin kugenggam ada di telapak tak ingin melepasnya lagi. Walau telapak dalam genggam berkeringat dan kadang terasa sakit, aku tetap pada kukuhku tak hendak lepaskan asa dalam genggaman. Kuayun langkahku yang lemah namun pasti tuk terus menapak dan jejaki langkah tak peduli terhuyung atau limbung.... Biar apa kan terjadi... wait and see.   Bad or Good... I'll keep move on... ! [caption id="attachment_114063" align="alignleft" width="300" caption="apapun aku kan terus melangkah menuju asaku"][/caption]


Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun