Mohon tunggu...
gemintang
gemintang Mohon Tunggu... Arsitek - beri aku kertas dan pena, kan kulukis wajah dan kuceritakan kisahnya

mulai saja, sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Enggan Berpaling

21 Oktober 2020   14:42 Diperbarui: 21 Oktober 2020   14:47 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Pada akhirnya semua yang tak sempat kita akhiri memberi jejak

untuk pandu langkah berikutnya

Aku mencintamu hingga tak lagi layak aku sebut itu sebagai cinta

Aku merindumu hingga remuk hingga tak layak lagi aku artikan itu sebagai rindu

Lenyapnya rasa raga ini bersahutan dengan semua yang tak sempat kita akhiri. Sayang.


"aku di persimpangan" katamu waktu itu. Tatapmu kosong, wajahmu hampa

Sementara aku menahan rasa, aku menahan rasa dan aku menahan rasa.

Hingga kau berjalan pergi, pergi, pergi, enggan berpaling, tidak juga berhenti,

Dan aku masih menahan rasa. Bodohnya..

Tubuhmu yang pernah menemaniku bersisihan kugapai tiada lagi berwujud

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun