Ku ambil buku mewarnai.
Aku gores sesuka hati,
dengan pensil warna yang warna-warni.
Mungkin hitam adalah warna pelangi.
Atau ungu kutoreh pada melati.
Tak perlu banyak berpikir yang bikin pusing sendiri.
Bebas, sebebas terbangnya merpati
.
Air matamu adalah permata.
Setitik bentuk dari ungkapan cinta.
Mungkin bahagia, bisa pula luka.
Mungkin tawa atau pula duka.
Kau masih memendam segalanya dalam jiwa.
Jangan! Luapkan saja semuanya.Â
Tunjukan warna.
.
Panggil namaku, maka aku kan ada.
Menemanimu dengan setia.
.
Air matamu adalah tinta.
Kaulah pelangi berbentuk raga.
Jangan pernah ragu pada cita-cita
Jadilah apapun yang kau damba.
Kinilah, sayang, waktumu telah tiba.
Beranikan, bebaskan dan tunjukan warnamu sebenarnya,
Yang jauh lebih indah dari ribuan bintang di semesta.
***
(Gemo Gibran) Yogyakarta, 1 Agustus 2022