Mohon tunggu...
NewK Oewien
NewK Oewien Mohon Tunggu... Petani - Sapa-sapa Maya

email : anakgayo91@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jawe

5 Mei 2017   18:13 Diperbarui: 5 Mei 2017   18:17 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Nanti kujelaskan ke Ibu. Ibu pasti paham.”

“Aku juga tidak enak makan saja. Tidak pernah masak.”

“Terus?”

“Ya Abang cari solusi.”

Solusi? Ah, itu yang membuat Wanto pusing. Baginya itu ibarat buah simalakama dari kedua Wanita yang bersinggungan. Sulit mencari keadilan atau tidak ada yang merasa dirugikan bagi kedua Wanita yang ia hormati itu. Ia harus patuh pada Ibunya, jika tidak durhaka akan menimpa. Selain itu ia juga tidak bisa dipungkiri sangat mencintai istrinya. Siapa yang harus dikorbankan?

“Sabar. Badai pasti berlalu.”

“Sabar kata abang? Terus sampai kapan Ibu merasa tidak enak? Abang gak kasihan?”

Serentetan pertanyaan Maimunah menambah keruh sungai yang sedang tercemar.

“Terus bagaimana menurutmu?”

“Aku ingin segera Jawe3 bang?”

“Hah! Jawe?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun