Seperti yang diinginkan SBY dalam skenarionya, publik memandang negatif pada perilaku Moeldoko yang dianggap merebut kursi Ketum Demokrat lewat KLB yang dinilai ilegal, abal-abal. Predikat "The Bad" pun distempelkan kepada Moeldoko yang disebut-sebut sebagai "begal".
Kini SBY tinggal memainkan ritme dari skenario yang dirancangnya. Seperti musik yang diusung Metallica, isu perseteruan "The Good Vs The Bad" antara AHY dan Moeldoko sewaktu-waktu dimainkan kencang, di waktu lain melambat.Â
Tidak ada skenario yang tanpa akhir. Setelah target tercapai, SBY pun akan menyudahinya. Perseteruan antara AHY dan Moeldoko akan diakhiri. Tokoh-tokoh Demokrat yang menjalankan peran sebagai penentang AHY akan menarik diri dari konflik. Ketika itulah SBY meng-ghosting Moeldoko.
Secara istilah, ghosting adalah situasi atau keadaan di mana seseorang tiba-tiba menghilang begitu saja tanpa penjelasan. Pelaku ghosting menghilang dengan menutup semua akses komunikasi dengan korbannya.
Para tokoh Demokrat pro KLB Deli Serdang menjauh dari Moeldoko yang secara aklamasi mereka tetapkan sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Tidak ada lagi komunikasi di antara Moeldoko dan para tokoh Demokrat pro KLB.
Sebagai sebuah spekulasi, tentu saja, skenario SBY dalam artikel ini memiliki sejumlah kelemahan, bahkan mungkin juga cacat logika. Karenanya, artikel ini dapat dengan mudah dibantah.
Menurut "Wahyu Topeng Waja" Begini Akhir Petualangan Moeldoko di Demokrat