Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Skenario SBY Ghosting Moeldoko (Sebuah Spekulasi)

9 Maret 2021   11:12 Diperbarui: 9 Maret 2021   11:54 1891
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SBY (Sumber: ngopibareng.id)

AHY, dalam skenario SBY, memerankan tokoh "The Good". Untuk menjadikan AHY sebagai "The Good", harus ada tokoh yang "di-The Bad-kan" dan "di-ugly-kan. Dengan perannya ini, AHY mendapatkan simpati. Simpati membuahkan sentimen positif. Dan, ujung-ujungnya, mendongkrak tingkat elektabilitas AHY.

Dengan skenario yang dirancangnya ini, SBY menjadikan AHY sebagai "band utama", bukan "band pembuka". Sebagai "band utama", AHY memiliki panggungnya sendiri. Itulah alasan Partai Demokrat tidak ikut meributkan UU Omnibus Law, tragedi Tol KM 50 dengan segala keturunannya, kasus korupsi Bansos, dan isu-isu nasional lainnya.

Selanjutnya, nilai AHY sebagai "The Good" lebih powerfull bila berhadapan dengan kekuatan yang jauh lebih besar. Karena itulah SBY memilih orang di lingkaran kekuasaan untuk memerankan tokoh "The Bad". Tentu saja, tokoh yang dijadikan "The Bad" ini tidak menyadari bila ia dijerat untuk masuk ke dalam skenario SBY.

5 Alasan Moledoko Jadi Sasaran Ghosting Skenario SBY

Sebagai mantan presiden dua periode, SBY dipastikan masih memiliki aset di lingkungan Istana. Dari mata dan telinga asetnya itu, SBY mendapatkan informasi tentang orang-orang Istana yang sesuai dengan kebutuhannya. Informasi yang masuk itu kemudian diolah oleh sebuah tim profiling. Dari tim itulah muncul nama Moeldoko sebagai prioritas utama untuk direkomendasikan kepada SBY.

Ada sejumlah pertimbangan yang membuat SBY menyetujui Moeldoko sebagai orang dalam Istana yang diseret masuk ke dalam skenarionya.

Pertama, Moeldoko merupakan perwira TNI yang karirnya melesat di masa SBY menjabat sebagai Presiden RI. Dengan begitu, SBY dapat menarasikan sikap Moeldoko terhadap AHY sebagai orang yang lupa kacang akan kulit. Narasi ini sangat diperlukan SBY untuk menciptakan sentimen positif bagi AHY.

Kedua, Moeldoko merupakan tokoh yang dikenal sebagai petualang politik. Moeldoko masuk Istana sebagai Kepala KSP pada 17 Januari 2018 dengan status sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Hanura. Dengan kata lain, Moeldoko terpilih sebagai representasi Hanura yang mendukung Jokowi-Kalla pada Pilpres 2014. Namun, pada awal Juli 2018, Moeldoko mengundurkan diri dari Hanura.  

Ketiga, Moeldoko diketahui dua kali diusulkan sebagai wakil presiden untuk Jokowi, pertama pada Pilpres 2014 dan kedua pada Pilpres 2019. 

Soal usulan Moeldoko sebagai cawapres Jokowi pada 2014 ini tidak banyak yang mengetahui. Moeldoko yang ketika itu masih menjabat Panglima TNI diusulkan oleh Ketua Umum Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri TNI dan Polri (Pepabri), Agum Gumelar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun