Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Sepenggal Cerita Menarik selama Australian Open 2023

31 Januari 2023   19:14 Diperbarui: 31 Januari 2023   19:19 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi aksi petenis Yunani Stefanos Tsitsipas. (sumber foto: perfect-tennis)

Turnamen grand slam tenis akbar Australian Open 2023 atau AO 2023 baru saja usai Minggu (29/1/23) lalu. Para pemenang bersorak-sorai bergembira, bergembira semua... Eh, kok jadi lirik lagu...

OK, saya revisi. Para pemenang bergembira dan bersuka cita dengan pencapaian mereka. Mereka tak dapat menyembunyikan kebahagian mereka ketika hasil kerja keras mereka pada akhirnya membuahkan hasil.

Trofi gede nan cakep, poin super besar, hingga hadiah uang setara ratusan juta hingga miliaran rupiah mereka dapatkan setelah dua minggu banting raga, banting tulang, putar otak juga... Tenis tidak sekadar memukul, tetapi juga adu strategi yang pastinya menguras fisik dan mental.

Sayangnya, dalam setiap kompetisi selalu ada yang menang dan ada yang kalah. Petenis yang menang boleh party-party dari pagi hingga pagi lagi untuk merayakan kemenangan bersama tim yang selama ini mendampingi, juga sanak famili dan beberapa sahabat sejati.

Petenis yang tersingkir boleh menangis, tetapi jangan lama-lama. Kalender turnamen ATP, WTA dan ITF di sepanjang tahun 2023 sudah menanti hingga kira-kira 10 bulan lagi. Masih banyak peluang untuk mengukir nama di badan trofi.

Turnamen pertama dari empat turnamen tenis akbar tahunan itu pastinya mengandung kesan yang mendalam, khususnya bagi para petenis yang mengikutinya. Nah, ada empat catatan menarik berkaitan dengan AO 2023 yang ingin saya bagikan lewat tulisan ini.

Sebastian Korda, nama sang ayah jadi peletup semangat

Petenis Sebastian Korda (Amerika Serikat/AS) untuk pertama kalinya melangkah ke babak perempat final turnamen grand slam. Sejak membuat kejutan di Adelaide International 1 2023 awal Januari lalu, ia ke bali membuat serentetan kejutan di Melbourne Park. 

Di babak ketiga misalnya, petenis 22 tahun yang diunggulkan di tempat ke-29 itu membuat kejutan dengan menyingkirkan Daniil Medvedev (Rusia), unggulan ketujuh sekaligus finalis AO 2021-2022. Medvedev juga merupakan jawara US Open 2021.

Selanjutnya di babak perdelapan final, Korda juga sukses menghentikan langkah unggulan ke-10 Hubert Hurkacz (Polandia). Sayang, langkahnya terhenti di babak perempat final ketika menghadapi unggulan ke-18 Karen Khachanov (Rusia). Ia memilih walkover di set ketiga saat tertinggal 0-2 karena mengalami cedera pergelangan tangan kanan.

Ada ritual menarik yang dilakukan Korda sebelum turun ke lapangan. Petenis yang akrab disapa Sebi itu kerap menyentuh papan yang bertuliskan nama sang ayah ketika sedang berjalan di lorong dari ruang ganti menuju lapangan. Berikut link video YouTube Shorts

Tangkapan layar dari video YouTube Shorts ketika Sebastian Korda menyentuh papan bertuliskan nama sang ayah.
Tangkapan layar dari video YouTube Shorts ketika Sebastian Korda menyentuh papan bertuliskan nama sang ayah.
Sebagai informasi, Sebastian Korda adalah putra Petr Korda, petenis top 1990an yang merupakan juara AO 1998. Papan bertuliskan nama sang ayah dipasang di lorong tersebut bersama dengan sejumlah nama para jawara tahun-tahun sebelumnya.

Apa yang ia lakukan mungkin bertujuan untuk memicu semangatnya. Ia melakukan hal itu sebelum menuju lapangan dan terbukti ia sukses melewati babak demi babak hingga akhirnya terhenti di babak perempat final.

Tentang cedera yang ia alami ketika bertanding melawan Khachanov, ada kemungkinan cedera itu sudah ia rasakan di babak perdelapan final. Di babak tersebut, ia harus bertanding lima set yang intens melawan Hurkacz selama tiga jam 28 menit.

Berkat pencapaiannya di AO 2023, peringkat ATP Korda naik dari posisi 31 ke 26 ATP. Ia juga menerima hadiah uang bagi perempat finalis senilai AUD 555,250 atau sekira 5,8 miliar rupiah.

Brenda Fruhvirtova, petenis putri termuda di babak utama

Petenis termuda yang lolos ke babak utama tunggal putri AO 2023 adalah Brenda Fruhvirtova (Ceko). Adik kandung dari petenis Linda Fruhvirtova ini masih berusia 15 tahun sembilan bulan.

Brenda menjadi petenis termuda kelima yang lolos babak utama tunggal putri AO setelah Maria Sharapova (Rusia, AO 2003), Lina Krasnoroutskaya (Rusia, AO 2000), Sesil Karatantcheva (Bulgaria, AO 2005) dan Marta Kostyuk (Ukraina, AO 2018). (sumber: TennisMajors)

Debut di babak utama AO 2023, Brenda yang bertanding sejak dari babak kualifikasi pada akhirnya tersingkir di babak pertama oleh Aliaksandra Sasnovich (Belarus). Meski kalah 5-7, 2-6 atas petenis 28 tahun itu, Brenda mampu memberikan perlawanan yang cukup sengit.

Brenda masih sangat belia, tetapi catatannya di level profesional sangat mengesankan. Sebagai informasi, Brenda memulai debutnya di tenis profesional sejak tahun 2021 atau ketika ia masih berusia 14 tahun.

Sepanjang tahun 2022, Brenda menjuarai delapan turnamen ITF, membuat peringkatnya meroket hingga 130an WTA. Dengan berbekal peringkat tersebut, Brenda memenuhi syarat untuk mengikuti babak kualifikasi AO 2023.

Tersingkir di babak pertama di AO 2023 bukan menjadi masalah bagi Brenda. Ia masih banyak menimba ilmu dan mengasah skill di turnamen-turnamen WTA berikutnya.

Berdasarkan peringkat WTA edisi 30 Januari 2023, posisi Brenda kini di 130 WTA atau naik enam tingkat dari posisi sebelumnya. Di tahun 2023 ini, Brenda dan timnya pastinya sudah menyusun agenda dan target tertentu.

Salah satu targetnya mungkin masuk Top 100 WTA sebagaimana yang telah dilakukan sang kakak yang kini bertengger di posisi 51 WTA. Di AO 2023, Linda yang berusia 17 tahun menjadi petenis termuda yang lolos ke babak perdelapan final atau 16 besar.

Kemunculan Ashleigh Barty di final tunggal putri

Mantan petenis nomor satu dunia dan juara AO 2022 Ashleigh Barty (Australia) membuat kejutan di AO 2023. Ia muncul di sesi pra pertandingan final antara Aryna Sabalenka (Belarus) melawan Elena Rybakina (Kazakhstan) pada Sabtu (28/1/23). 

Barty melangkah ke tengah lapangan sambil membawa trofi Daphne Akhurst Memorial Cup bagi juara tunggal putri. Langkahnya mantap tapi penuh kehati-hatian karena ia sedang mengandung.

Kehadiran Barty sontak membuat suasana stadion utama Rod Laver Arena menjadi riuh diiringi tepuk tangan yang sangat meriah dari para penonton. Usia meletakkan trofi di tengah lapangan, ia melambaikan tangan sejenak kepada audiens sebelum pergi meninggalkan arena.

Ashleigh Barty ketika menghantarkan trofi juara AO 2023 ke tengah lapangan. (sumber foto: SportsDigest)
Ashleigh Barty ketika menghantarkan trofi juara AO 2023 ke tengah lapangan. (sumber foto: SportsDigest)
Kira-kira November 2022 lalu ia pernah mengatakan bahwa ia akan kembali ke arena AO 2023. Tentu saja ia tidak akan ikut bertanding karena ia sudah pensiun dari tenis profesional sejak Maret 2022 lalu. Terjawab sudah bahwa kemunculannya di AO 2023 adalah menjadi bintang tamu istimewa di Melbourne Park.

Barty mendapat tempat di hati warga Australia karena pencapaiannya yang luar biasa di dunia tenis profesional. Ia pernah menjuarai AO 2022, sekaligus menjadi tonggak bangkitnya petenis Australia yang mampu juara kembali di AO. Sebelum Barty juara AO 2022, petenis Australia terakhir yang juara di Melbourne Park adalah Chris O'Neill yang menjuarai tunggal wanita AO 1978.

Barty juga menyabet gelar turnamen major lainnya yaitu French Open 2019, Wimbledon 2021 serta juara ganda US Open 2018 (berpasangan dengan CoCo Vandeweghe dari AS). Selain itu, ia juga pernah lima kali menjadi finalis nomor ganda putri AO 2013, French Open 2017, Wimbledon 2013 serta US Open 2013 dan 2019.

Sania Mirza dan Rohan Bopanna ajak anak ke lapangan

Tiada yang paling membahagiakan selain bertanding dengan ditemani sang anak tercinta. Petenis ganda campuran dari India Rohan Bopanna dan Sania Mirza mengajak anak-anak mereka yang masih balita ke lapangan beberapa saat setelah mereka memenangkan pertandingan semifinal melawan unggulan ketiga Neal Skupksi (Inggris) / Desirae Krawczyk (AS).

Mirza mengajak anak laki-lakinya, buah pernikahannya dengan Shoaib Malik. Sedangkan Bopanna terlihat menggendong putrinya, buah hatinya bersama sang istri yang bernama Supriya Annaiah.  

Pertandingan antara Bopanna/Mirza versus Skupski/Krawczyk berlangsung sangat ketat dan mendebarkan. Pada akhirnya ganda bukan unggulan dari India itu menang dengan skor 7-6(7-4), 6-7(5-7), dan tie break 10-6 sekaligus memastikan diri ke babak final.

Sayangnya di babak final, ganda India tersebut harus mengakui kekuatan ganda bukan unggulan Brasil Rafael Matos / Luisa Stefani. Mirza/Bopanna menyerah dua set langsung 6-7(2-7), 2-6.

Sebagai informasi, Mirza pernah menjuarai ganda campuran AO 2009 ketika berpasangan dengan petenis putra ternama India Mahesh Bhupathi. Selain itu, petenis 36 tahun itu juga merupakan finalis ganda campuran AO 2008 (bersama Bhupathi), AO 2014 (bersama Horia Tecau dari Rumania), dan AO 2017 (bersama Ivan Dodig dari Kroasia).

Sedangkan Bopanna juga tak kalah kawakannya. Meski kurang berhasil di nomor tunggal putra, petenis 42 tahun itu memiliki catatan gemilang di ganda putra dan ganda campuran.

Bopanna pernah menjadi menjuarai ganda campuran grand slam French Open 2017 ketika berpasangan dengan Gabriela Dabrowski (Kanada). Ia juga pernah menjadi runner-up ganda putra US Open 2010 berduet dengan Aisam-ul-Haq Qureshi (Pakistan).

***

Sumber data dan informasi: ATP Tour, Australian  Open, WTA Tennis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun