Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Marak Penipuan Berkedok Investasi, Investasi Tradisional Boleh Jadi Pertimbangan

14 Januari 2020   13:36 Diperbarui: 15 Januari 2020   11:18 880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (sumber: AllThingsFinance.net)

Investor awal untung besar, investor yang bergabung belakangan malah gigit jari. Atau produk investasi yang digunakan oleh pasangan dari Australia yang membuat mereka kehilangan uang hingga milyaran rupiah?

Hal seperti ini harus berhenti. Jangan sampai orang-orang terdekat kita atau bahkan kita sendiri menjadi korban produk investasi bodong. Buku dari Tanata mungkin bisa membantu para calon investor untuk mengenali profil resiko investasi. Tetapi, merujuk pada peringkat literasi versi UNESCO tersebut, saya ragu orang mau membacanya.

Berangkat dari kenyataan tersebut, rasanya kita perlu mempertimbangkan instrumen investasi tradisional atau investasi klasik. Instrumen investasi ini menjanjikan return (yang tidak mesti tinggi) di masa depan dengan resiko yang lebih rendah. Investasi tradisional jamak dilakukan orang Indonesia di masa lalu.

Saat ini sebagian orang Indonesia memilih berinvestasi pada instrumen investasi tradisional. Mungkin karena sudah familiar dengan instrumen tersebut. Mungkin orang tua atau kakek dan nenek mereka sudah melakukannya lebih dulu.

Instrumen investasi yang termasuk tradisional pada umumnya mencakup investasi pada aset riil misalnya rumah, tanah, ruko, rumah kos, perkebunan dan lain-lain. Investasi logam mulia seperti emas juga termasuk investasi tradisional.

Investasi dalam bidang properti bermanfaat untuk jangka panjang

Investasi dalam bidang properti misalnya berupa rumah, tanah atau apartemen. Walaupun cenderung tidak likuid, investasi ini memiliki manfaat jangka panjang.

Investasi rumah kos malah mendatangkan penghasilan bulanan yang lumayan tergantung dengan jumlah kamar kos yang disewakan. Tetapi rumah kos juga memiliki biaya operasional yang juga tergantung dari jumlah kamarnya. Biaya operasional meliputi listrik, air, kebersihan, perawatan rutin dan lain-lain.

Beberapa kerabat kami ada yang memiliki aset properti yang tersebar di sejumlah tempat. Ada juga seorang kenalan yang keluarganya memiliki puluhan sertifikat kepemilikan properti berupa rumah dan tanah.

Salah seorang teman saya selain memiliki beberapa rumah tinggal juga memiliki sejumlah kamar kos. Ia tinggal di rumah utama, sedangkan rumah lainnya ia sewakan. Jadi ia memiliki dua penghasilan pasif dari aset propertinya, dari rumah kos dan rumah tinggal lain yang ia sewakan.

Saya pernah punya seorang rekan kerja yang orangnya hemat. Dari penghasilan bulanannya dan pekerjaan sampingannya, ia mampu membeli rumah tinggal yang sederhana buat keluarga kecilnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun