Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Kabar Progres Listrik 35.000 MW Menuju Rasio Elektrifikasi 100 Persen

31 Juli 2019   12:44 Diperbarui: 1 Agustus 2019   07:48 2827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (sumber: Kontan.co.id)

Progres Program Listrik 35.000 MW per Juli 2019
Peresmian PLTGU Grati Blok III otomatis meng-update progres program listrik 35.000 MW. Meski belum ada rilisan informasi resmi, progres program kini meningkat dari 10 persen menjadi 11 persen.

Berdasarkan Siaran Pers Kementrian ESDM Nomor 426.Pers/04/SJI/2019 tanggal 3 Juli 2019, per 15 Juni 2019 pembangkit listrik yang telah beroperasi sesuai Commercial on Date (COD) mencapai 3.617 MW atau sekitar 10 persen dari target yang dicanangkan. Besaran itu dihasilkan oleh 119 unit pembangkit listrik.

Rilisan pers tersebut juga mengungkap progres pembangunan pembangkit listrik dimana proyek yang sudah memasuki tahap konstruksi memiliki kapasitas 20.119 MW (57%) dan yang telah menandatangani kontrak atau Power Purchase Agreement (PPA) sekitar 9.515 MW (27%).

Sementara itu proyek yang baru mencapai proses pengadaan sekitar 1.453 MW (4%) dan yang masih tahap perencanaan sekitar 734 MW (2%). Untuk proyek yang masih dalam tahap pengadaan, pemerintah menargetkan akan merampungkannya tahun ini.

Di akhir tahun 2019 ini, jika semuanya berjalan on the track, progres program diproyeksikan semakin meningkat. Ada enam pembangkit listrik baru yang siap beroperasi tahun ini dengan kapasitas total 2.161,5 MW. Penambahan kapasitas itu akan meningkatkan persentase progres program menjadi 16,5 persen di akhir tahun ini.

Proyek pembangunan pembangkit listrik memang memerlukan waktu yang tidak sebentar. Misalnya untuk proyek pembangunan PLTGU Grati III adalah 36 bulan, sedangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) normalnya 43 bulan.

Masa pembangunan proyek juga bergantung pada besaran kapasitas produksi pembangkit listrik. Semakin besar kapasitas produksinya, maka semakin lama masa konstruksinya. Misalnya PLTU Jawa Tengah Unit 1 yang berkapasitas 2 x 1.000 MW membutuhkan masa konstruksi selama 48 bulan.

Pembangunan pembangkit listrik dilaksanakan sesuai RUPTL yang disusun setiap tahun. Kementrian ESDM di tahun 2019 ini menyusun RUPTL 2019-2028 yang juga menjadi pedoman dalam program kelistrikan 35.000 MW. RUPTL ini terus dikaji ulang dari berbagai aspek, misalnya tingkat pertumbuhan ekonomi, kebutuhan listrik dan lain-lain.

Kementrian ESDM memerinci bahwa pada tahun 2020 nanti progres program bertambah 9.422 MW. Berikutnya di tahun 2021 diproyeksikan terjadi penambahan sebesar 5.060 MW dan di tahun 2022 sebesar 4.033 MW.

Tahun 2023 diproyeksikan bakal ada penambahan progres sebesar 3.907 MW, lalu tahun 2024 3.592 MW dan tahun 2025 1.275 MW. Tahun 2026 hingga 2028 proyeksi penambahannya di bawah 1.000 MW setiap tahunnya, yaitu tahun 2026 sebesar 200 MW, tahun 2027 sebesar 505 MW dan 2028 sebesar 835 MW.

Sementara itu COD pembangkit listrik beragam, ada yang sesuai jadwal ada yang mundur dari jadwal yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan oleh sejumlah faktor. Namun target utama yaitu realisasi program kelistrikan 35.000 MW tidak berubah.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun