Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film. ==Tahun baru, awal baru. Semoga semua cita-cita kamu menjadi kenyataan di tahun 2024! ==

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Kabar Progres Listrik 35.000 MW Menuju Rasio Elektrifikasi 100 Persen

31 Juli 2019   12:44 Diperbarui: 1 Agustus 2019   07:48 2827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (sumber: Kontan.co.id)

Kita semua tahu bahwa program kelistrikan 35.000 MW saat ini sedang berjalan. Program yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2015 lalu itu punya cita-cita pemerataan pasokan listrik dan penambahan cadangan listrik agar menjadi pendorong pertumbuhan industri dan wilayah.

Bila kita melihat persentase rasio elektrifikasi nasional, naskah presentasi PLN yang berjudul "Diseminasi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2019-2028 PT PLN (Persero)" mengungkapkan bahwa saat ini angka rasio sudah mencapai 98,30 persen.

Di akhir tahun 2019 ini rasio elektrifikasi nasional ditargetkan menjadi 99,9 persen dan tahun 2020 nanti harus 100 persen. Target tersebut bisa diwujudkan melalui sejumlah pembangkit listrik baru yang broperasi tahun 2019 hingga 2020, yang akan melistriki sejumlah wilayah yang belum teraliri listrik.

Target rasio elektrifikasi tahun 2019 (tangkapan layar dari
Target rasio elektrifikasi tahun 2019 (tangkapan layar dari "Diseminasi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2019-2028 PT PLN (Persero)")

Target rasio elektrifikasi tahun 2020 (tangkapan layar dari
Target rasio elektrifikasi tahun 2020 (tangkapan layar dari "Diseminasi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2019-2028 PT PLN (Persero)")

Ada dua jenis pembangkit listrik yang akan mendukung program listrik 35.000 MW. Yaitu pembangkit listrik PLN sebesar 10.000 MW dan pembangkit listrik swasta (yang disebut Independent Power Producer atau IPP) yang akan menyediakan listrik sebesar 25.000 MW.

Meski program ini dibayangi sejumlah kabar tidak sedap, diantaranya kasus korupsi, hal menggembirakan pun terjadi di sana-sini. Misalnya, lima pembangkit listrik baru di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat diresmikan awal Juli 2019 ini.

Bulan Juli ini hingga akhir tahun 2019 akan ada enam pembangkit listrik besar baru yang siap beroperasi. Satu diantaranya telah diresmikan operasionalnya minggu lalu. Sementara itu, sejumlah pembangkit listrik lainnya ditargetkan beroperasi di tahun 2020 hingga 2028 nanti.

Pembangkit listrik PLTGU Grati III resmi beroperasi, efisien dalam pembangunan dan performa
Satu pembangkit listrik yang baru saja diresmikan adalah Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Grati Blok III dengan kapasitas produksi listrik 450 MW. 

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan meresmikannya pada 26 Juli 2019 lalu. Pembangkit listrik tersebut berlokasi di Desa Wates, Lekok, Kabupaten Pasuruan, propinsi Jawa Timur.

PLTGU Grati (sumber: Bisnis.com)
PLTGU Grati (sumber: Bisnis.com)

Sungguh tak disangka bahwa di Kabupaten Pasuruan yang letaknya di Pulau Jawa, ada wilayah yang belum terjangkau jaringan listrik. Pemerintah setempat mengatakan ada lima desa dan dua kecamatan yang belum teraliri listrik. PLTGU Grati III ini akan memastikan wilayah tersebut dapat teraliri listrik sehingga elektrifikasi Kabupaten Pasuruan dapat mencapai 100 persen.

Sebagai informasi, PLTGU Grati Blok III ini melengkapi Blok I dan Blok II yang berada di kompleks PLTGU Grati. Blok I memiliki kapasitas produksi 450 MW sedangkan Blok II 300 MW. Kapasitas Blok II sendiri akan ditingkatkan menjadi 450 MW yang ditargetkan akhir tahun ini bisa teralisasi. Sehingga total kapasitas produksi listrik PLTGU Grati nantinya mencapai 1.350 MW.

Pembangkit listrik tersebut dibangun sejak 26 Juli 2016 dan bisa selesai dalam waktu 30 bulan. Masa pembangunannya lebih cepat enam bulan dari standar pembangunan proyek PLTGU, yaitu 36 bulan.

Pembangunannya digarap oleh konsorsium tiga perusahaan yaitu perusahaan BUMN PT Hutama Karya (Persero) dan dua perusahaan Korea yaitu Samsung Construction & Trading Corporation, dan Lotte Engineering & Construction Co., Ltd. Selanjutnya PLTGU ini akan dioperasikan oleh PT Indonesia Power, anak usaha PLN.

PLTGU Grati III merupakan pembangkit listrik tipe Combined Cycle Power Plant (CCPP). CCPP adalah pembangkit listrik yang dibangun dengan memadukan pembangkit gas turbine (turbin gas) dan steam turbine (turbin uap).

Turbin gas dirancang untuk single firing yang menggunakan bahan bakar gas dan CNG (Compressed Natural Gas). Gas buang dari turbin gas nantinya akan digunakan untuk menghasilkan uap untuk turbin uap melalui unit HRSG (Heat Recovery Steam Generator). Sistem pendinginnya menggunakan air laut.

Setiap harinya, pembangkit listrik tersebut diperkirakan membutuhkan gas sebesar 40 juta kubik per hari atau million cubic feet per day (mmcfd) yang diperoleh dari blok Kangean, Madura. Gas itu dialirkan lewat pipa gas Porong-Grati yang panjangnya sekitar 57 kilometer.

Pembangkit listrik PLTGU Grati III ini dinilai efisien baik dari sisi pembangunan maupun dari performanya. Oleh karena itu Menteri ESDM mengatakan bahwa PLTGU ini layak menjadi role model bagi proyek pembangunan pembangkit listrik lainnya. Dana pembangunan sebesar 3,61 trilyun rupiah berasal dari APBN, PLN dan swasta.

Dari sisi performa, PLTGU ini dinilai ramah lingkungan. Hal ini karena PLTGU ini menggunakan sistem pembakaraan Dry Low NOx Combuster yang menghasilkan emisi atau gas buang NOx hanya 51 mg/m3.  Angka emisi tersebut jauh lebih kecil dari pembangkit listrik dengan tenaga diesel yang menghasilkan emisi rata-rata NOx sebesar 400 mg/m3.

Pengoperasian PLTGU Grati III membuat kapasitas penyediaan listrik untuk Pulau Jawa - Bali akan meningkat. Evakuasi daya dari PLTGU Grati akan disalurkan melalui jaringan listrik 500 kV dalam Interkoneksi Jawa Bali, yang akan menerangi kira-kira 900.000 KK (dengan asumsi daya per KK sebesar 900 VA) di wilayah Surabaya Selatan, Paiton dan Krian.

Progres Program Listrik 35.000 MW per Juli 2019
Peresmian PLTGU Grati Blok III otomatis meng-update progres program listrik 35.000 MW. Meski belum ada rilisan informasi resmi, progres program kini meningkat dari 10 persen menjadi 11 persen.

Berdasarkan Siaran Pers Kementrian ESDM Nomor 426.Pers/04/SJI/2019 tanggal 3 Juli 2019, per 15 Juni 2019 pembangkit listrik yang telah beroperasi sesuai Commercial on Date (COD) mencapai 3.617 MW atau sekitar 10 persen dari target yang dicanangkan. Besaran itu dihasilkan oleh 119 unit pembangkit listrik.

Rilisan pers tersebut juga mengungkap progres pembangunan pembangkit listrik dimana proyek yang sudah memasuki tahap konstruksi memiliki kapasitas 20.119 MW (57%) dan yang telah menandatangani kontrak atau Power Purchase Agreement (PPA) sekitar 9.515 MW (27%).

Sementara itu proyek yang baru mencapai proses pengadaan sekitar 1.453 MW (4%) dan yang masih tahap perencanaan sekitar 734 MW (2%). Untuk proyek yang masih dalam tahap pengadaan, pemerintah menargetkan akan merampungkannya tahun ini.

Di akhir tahun 2019 ini, jika semuanya berjalan on the track, progres program diproyeksikan semakin meningkat. Ada enam pembangkit listrik baru yang siap beroperasi tahun ini dengan kapasitas total 2.161,5 MW. Penambahan kapasitas itu akan meningkatkan persentase progres program menjadi 16,5 persen di akhir tahun ini.

Proyek pembangunan pembangkit listrik memang memerlukan waktu yang tidak sebentar. Misalnya untuk proyek pembangunan PLTGU Grati III adalah 36 bulan, sedangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) normalnya 43 bulan.

Masa pembangunan proyek juga bergantung pada besaran kapasitas produksi pembangkit listrik. Semakin besar kapasitas produksinya, maka semakin lama masa konstruksinya. Misalnya PLTU Jawa Tengah Unit 1 yang berkapasitas 2 x 1.000 MW membutuhkan masa konstruksi selama 48 bulan.

Pembangunan pembangkit listrik dilaksanakan sesuai RUPTL yang disusun setiap tahun. Kementrian ESDM di tahun 2019 ini menyusun RUPTL 2019-2028 yang juga menjadi pedoman dalam program kelistrikan 35.000 MW. RUPTL ini terus dikaji ulang dari berbagai aspek, misalnya tingkat pertumbuhan ekonomi, kebutuhan listrik dan lain-lain.

Kementrian ESDM memerinci bahwa pada tahun 2020 nanti progres program bertambah 9.422 MW. Berikutnya di tahun 2021 diproyeksikan terjadi penambahan sebesar 5.060 MW dan di tahun 2022 sebesar 4.033 MW.

Tahun 2023 diproyeksikan bakal ada penambahan progres sebesar 3.907 MW, lalu tahun 2024 3.592 MW dan tahun 2025 1.275 MW. Tahun 2026 hingga 2028 proyeksi penambahannya di bawah 1.000 MW setiap tahunnya, yaitu tahun 2026 sebesar 200 MW, tahun 2027 sebesar 505 MW dan 2028 sebesar 835 MW.

Sementara itu COD pembangkit listrik beragam, ada yang sesuai jadwal ada yang mundur dari jadwal yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan oleh sejumlah faktor. Namun target utama yaitu realisasi program kelistrikan 35.000 MW tidak berubah.   

Rida Mulyana, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM pada awal Juli 2019 lalu mengatakan bahwa dari keenam pembangkit baru yang akan beroperasi di tahun ini, satu pembangkit dibangun oleh PLN, sedangkan lima pembangkit lainnya oleh IPP. (sumber)

IPP adalah perusahaan swasta yang memiliki dan mengoperasikan pembangkit listrik dimana listrik yang dihasilkan dibeli oleh PLN lewat perjanjian PPA. Perjanjian tersebut merupakan kontrak jangka panjang, maksimal 30 tahun. Hal ini diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 10 tahun 2017  yang diperbarui dengan Permen ESDM Nomor 49 tahun 2017 dan Permen ESDM Nomor 10 tahun 2018.

PLN membangun satu unit Pembangkit Listrik Mesin Gas (PLTMG) di Maumere, Nusa Tenggara Timur dengan kapasitas 40 MW. Awal Juli 2019 ini progres pembangunannya sudah mencapai 98 persen. 

Lima pembangkit listrik lainnya dibangun oleh IPP yaitu tiga unit PLTGU, dimana salah satunya adalah PLTGU Grati III, satu unit PLTA, dan satu unit Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). Progres pembangunannya juga menggembirakan.

Detik.com awal Juli 2019 lalu melansir progres pembangunan pembangkit listrik baru yang dibangun oleh IPP, yang bakal beroperasi di tahun 2019 ini. Untuk PLTU/PLTGU progres pembangunan hingga awal Juli 2019 ini sudah di atas 80%. PLTU Kalimantan Selatan FTP Unit 2 yang berkapasitas 100 MW progres pembangunannya sudah mencapai 99,3%.

Sementara itu  PLTU Jawa-7 unit 1 di Banjarnegara, Banten yang berkapasitas 1.000 MW progres pembangunannya sudah mencapai 84,75% (Unit 2 menurut rencana akan beroperasi tahun 2020). Demikian pula PLTU Jawa-8 di Cilacap, Jawa Tengah berkapasitas 1.000 MW yang progresnya sudah 90,7%.

Sebaga informasi, PLTGU Muara Karang berkapasitas 800 MW dan PLTU Lontar di Banten berkapasitas 350 MW pada awalnya diproyeksikan bisa selesai tahun ini namun ternyata tidak sesuai rencana. Progres PLTGU Muara Karang masih mencapai 68,25 persen, sementara PLTU Lontar per Maret 2019 lalu mencapai 87 persen.

Untuk progres pembangkit listrik lainnya, PLTA Air Putih di Bengkulu yang berkapasitas 21 MW sudah hampir COD. Hingga awal Juli 2019, progres pembangunannya mencapai 99,86%. PLTSa Sukawinatan di Palembang dengan kapasitas 0,5 MW malah sudah 100%.

Mudah-mudahan progres program berjalan sesuai proyeksi dan tidak ada kendala berarti. Isu korupsi yang membayangi program ini mudah-mudahan segera pergi. Kasus-kasus korupsi di masa lalu menjadi lesson learned bagi pihak terkait agar selalu mawas diri. Semua ini demi upaya menerangi seluruh negeri.  

Bacaan:

  • Menteri ESDM Resmikan PLTGU Grati Blok III 450 MW  - Listrik Indonesia 
  • Menteri Jonan : Kecepatan Proyek 35.000 MW Sesuai Kebutuhan -- Bisnis 
  • Menteri Jonan Puji PLTGU Grati Sebagai Pembangkit Listrik Paling Efisien - Merdeka 
  • Molor Lagi, Proyek 35 Ribu MW Diproyeksi Baru Rampung 2028 - Dunia Energi 
  • Jonan : PLTGU Grati Layak Jadi Standar Pembangunan Infrastruktur Listrik -- Dunia Energi 
  • PLTGU Grati 450 MW Diresmikan, Hasilkan Emisi Lebih Kecil - Bisnis 
  • PLTGU Grati siap dibangun, listriknya masuk interkoneksi Jawa-Bali - Kontan 
  • PLTGU Grati Unit 3 Beroperasi, Seluruh Pasuruan Akan Teraliri Listrik - KataData 
  • PLTGU Pasuruan Berpotensi Tambah Keuntungan Rp62 Miliar/Bulan - Bisnis 
  • Program Percepatan 35 Ribu MW Menyesuaikan Kebutuhan -- Medcom.id 
  • Resmikan PLTGU Grati, Jonan: Bisa Melistriki 1 Juta Rumah Tangga -- Tempo 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun