Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Meredam Ujaran Kebencian Berawal dari Diri Sendiri

11 Februari 2019   12:50 Diperbarui: 11 Februari 2019   15:02 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh sebab itu, kini banyak perusahaan melakukan riset internet terhadap individu yang melamar pekerjaan di perusahaan tersebut. CV atau resume boleh bagus, tapi tunggu dulu. HRD perusahaan akan menggali profil para pelamar di dunia maya termasuk aktivitasnya di media sosial.

Jadi, meskipun CV atau resume seorang pelamar sangat memikat, belum tentu mendapat panggilan wawancara. Apalagi bila tenyata perusahaan menemukan aktivitas di media sosial salah seorang pelamar kerja yang negatif yang jauh dari karakter perusahaan yang mengutamakan nilai-nilai positif.

Salah satu rekan kerja saya pernah menceritakan bahwa tim HRD sebuah perusahaan multinasional yang merekrutnya melakukan penelusuran informasi tentang dirinya di internet sebelum memanggilnya wawancara hingga akhirnya ia diterima bekerja perusahaan tersebut. Saya melihat ia seorang pribadi berkarakter positif. Walaupun berasal dari daerah, wawasannya sangat luas. Ia profesional dan merupakan pribadi pembelajar.

Baru-baru ini saya membuka salah satu buku di rak buku saya yang berjudul "Calm: Calm the Mind, Change the World" karya Michael Acton Smith. Ada salah satu bagian di dalam buku tersebut yang menceritakan tentang perbincangan singkat penuh makna antara seorang Kepala Suku Indian Cherokee dengan cucu lelakinya. Dalam buku tersebut, bagian ini diberi judul "Two Wolves".

Berikut perbincangan tersebut dalam bahasa Indonesia:

Seorang Kepala Suku Indian Cherokee mengajarkan kepada cucunya tentang kehidupan. "Sebuah pertarungan terjadi di dalam diriku." katanya kepada sang cucu lelakinya. "Pertarungan yang sengit antara dua serigala."

"Salah satunya adalah serigala KEJAHATAN. Ia adalah (serigala yang dipenuhi) kemarahan, iri hati, kesedihan, penyesalan, keserakahan, kesombongan, mengasihani diri sendiri, rasa bersalah, dendam, inferioritas, kebohongan, kesombongan palsu, superioritas, keraguan diri, dan ego."

"Lawannya adalah serigala KEBAIKAN. Ia adalah (serigala yang dipenuhi) sukacita, kedamaian, cinta, harapan, ketenangan, kerendahan hati, kebaikan, kebaikan, empati, kedermawanan, kebenaran, kasih sayang, dan iman."

"Pertarungan yang sama terjadi di dalam dirimu - dan di dalam setiap orang lain juga."

Sang cucu memikirkannya sebentar dan kemudian bertanya kepada kakeknya, "Serigala mana yang akan menang?"

Sang kakek dengan singkat menjawabnya, "Serigala yang kau beri makan"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun