Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Pak Alit dan Kartu Kredit tanpa Limit

18 September 2018   19:43 Diperbarui: 18 September 2018   19:54 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi oleh Gatot Tri

Pagi berganti siang, siang pun berganti malam. Keluarga kecil Pak Alit memutuskan bermalam di rumah sakit. Bu Alit sudah menghubungi guru sekolah SD Lilith , guru SMP Adit dan guru SMA Judith untuk meminta ijin tidak masuk sekolah karena Pak Alit sedang sakit.

Sesaat setelah Bu Alit menelepon, datanglah seorang perawat wanita bersama seorang pria berusia dua puluhan tahun yang mengenakan baju batik. Sang perawat meninggalkan ruangan. Pria itu masih berdiri di sudut sana seraya mengeluarkan berkas dari tasnya yang sepertinya berbahan kulit.

"Selamat malam Ibu. Saya Majid. Apakah ini benar kamar Bapak Alit?" tanya sang pria sambil memegang selembar kertas putih.

"Iya benar Pak.. Saya istri Pak Alit. Bapak dari mana?" tanya Bu Alit seraya menghampiri pria itu, menyalaminya dan mempersilakan duduk di sofa. Anak-anak yang tadi di sofa lalu bangkit dan duduk di ranjang lain. Pak Alit masih memejamkan mata, nampak belum sadar dengan selang oksigen yang masih menempel di hidung.

"Mohon maaf saya datang di situasi yang sulit. Tetapi saya harus mengunjungi Pak Alit. Saya staf dari bank penerbit kartu kredit. Ini tentang kartu kredit tanpa limit yang diterima Pak Alit..."

Oh tidak.. Tiba-tiba terbersit segala hal-hal rumit yang bakal dihadapi Bu Alit. Banyak sekali barang-barang mereka terbeli dengan cara kredit. Selama ini mereka tidak pernah menunggak tagihan kartu kredit. Tiba-tiba datang kartu kredit tanpa limit yang membuat kalap belanja apa saja tanpa khawatir limit.

Wah, bisa-bisa aku ikut sakit..., begitu pikir Bu Alit. Tidak, tidak, aku harus kuat. Aku harus kuat. Demikian kata Bu Alit dalam hati menyemangati diri.

"Tentang ee.. tagihan kartu kredit itu.. Pak.. Kami merasa sulit karena Pak Alit sedang sakit... Tapi kami...ee.." kata Bu Alit terbata-bata sambil menatap langit-langit.

"Bu Alit.. Tenang Bu. Ijinkan saya menyampaikan sesuatu hal." kata Pak Majid.

Bu Alit berusaha tenang, tetapi kedatangan Pak Majid dari bank penerbit kartu kredit itu sepertinya membuat semangatnya tergerus sedikit demi sedikit.

"Bu Alit, kami telah mencatat daftar belanja Pak Alit yang menggunakan kartu kredit tanpa limit. Kami lihat di data kami Pak Alit membeli mobil minivan tipe facelift di dealer mobil Sampit. Begini, seharusnya pembelian mobil tidak bisa menggunakan kartu kredit tanpa limit."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun