Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Jadikan Perilaku Jujur sebagai "Personal Branding"

30 Agustus 2018   12:27 Diperbarui: 30 Agustus 2018   17:23 3058
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi: SHUTTERSTOCK

Citra bisa bersifat positif atau negatif. Segala hal yang dilakukan untuk membangun ataupun meruntuhkan citra lazim disebut dengan pencitraan. Pencitraan ini bisa diramu sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kesan positif atau negatif tergantung dari sisi mana memandangnya.

Personal branding dan pencitraan adalah dua hal yang nampaknya sama padahal sebenarnya berbeda. Pak A bekerja dengan jujur bukan karena ingin membentuk pencitraan tentang dirinya agar dinilai jujur, tetapi karena mungkin ia beranggapan bahwa nilai-nilai kejujuran akan membawa kebaikan bagi kehidupannya, kehidupan rekan kerjanya ataupun keberlangsungan perusahaan serta membawa pahala baginya.

Bagaimana jika Pak A termakan godaan dan menggunakan uang perusahaan untuk kesenangan pribadinya? Perusahaan pasti akan tergoncang, arus kas menjadi tidak lancar. Bisa-bisa gaji karyawan juga tersendat. Apalagi jika uang perusahaan yang ia salah gunakan nilainya sangat besar.

Kejujuran Pak A adalah personal branding beliau. Personal branding menitikberatkan pada sisi value atau nilai yang positif yang melekat pada diri seseorang. Nilai kejujuran yang ada pada diri Pak A sehari-hari dikenali dengan jelas oleh perusahaan tempat ia bekerja lewat perilakunya di kantor sehari-hari.

Saya hendak memberikan contoh lain. Dulu pernah punya teman seorang pegawai negeri sipil atau PNS di sebuah institusi pendidikan. Ia ternyata punya keahlian desain grafis. Jadi ia kerap menerima "orderan" dari kantornya untuk merancang poster, banner, apapun yang memerlukan jasanya untuk keperluan kantornya.

Nah, teman saya ini secara tidak sadar menciptakan personal branding keahliannya yaitu desain grafis yang ia kerjakan di sela-sela tugas rutinnya sehari-hari. Awalnya satu-dua rekan kantor yang tahu skill-nya, lama-lama tersebar hingga seluruh kantor. Jadi kalau kantornya hendak membuat sesuatu hal misalnya membuat poster, ia kerap ditunjuk untuk mengerjakannya. 

Nampak jelas perbedaan personal branding dan pencitraan. Pencitraan cenderung merupakan polesan terhadap sesuatu hal, penampilan atau perilaku sehingga menimbulkan kesan agar orang lain memandang seseorang atau institusi secara positif atau negatif. 

Oleh karena cenderung artifisial karena tidak melekat pada individu atau institusi atau tidak otentik, pencitraan sering hanya bersifat sementara hingga suatu tujuan tercapai.

Personal branding Pak A jelas sukses tanpa balutan pencitraan yang dibuat-buat. Bahkan ia juga tidak bilang-bilang ke teman-temannya sebagai orang yang jujur. Saya meyakini nilai kejujuran telah tertanam pada diri Pak A sejak lama meski almarhumah sang istri kerap mengingatkannya agar bekerja dengan penuh kejujuran. 

Akan halnya teman saya yang PNS tapi juga desain grafis itu, ia juga tidak heboh memberi tahu teman-temannya sekantor kalau ia bisa desain grafis. Teman-teman sekantornya tahu karena efek gethok tular alias word of mouth.

Mengenai pencitraan, lagi-lagi saya hendak membagikan cerita lama. Saya ingat beberapa tahun lalu saya pernah mendengar curhatan dari seorang teman yang merupakan petinggi di sebuah perusahaan. Salah seorang karyawannya yang dipercaya mengemban tugas di bagian penagihan ternyata melakukan perbuatan yang sangat merugikan perusahaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun