Mohon tunggu...
Gatit Bathari
Gatit Bathari Mohon Tunggu... Cinta Menulis -

Mencintai Keseharian

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sang Abilasa pun Berkata

22 November 2018   09:57 Diperbarui: 22 November 2018   10:14 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Terpekur ia di sini
Memandang lurus ujung jari
Panca dasawarsa sudah menapaki kulit bumi
Merunut, tapi tak menemukan apa yang sedang dicari

Tergelepar ia sendiri
Memandang cakrawala menjingga tanpa makna
Nafas berbaris..satu...dua...tiga. kembali lagi ke satu.
Badan tanpa ruh menerjang garang jiwa tak berbusana
Ia bertanya kepada sang pemberi abilasa
Kapan waktuku tiba?
Antakara ku sudah tak sepanas dulu
Sudahlah, sudahi saja aku
Sang pemberi hikmat pun menjawab
"Jangan cengeng, memangnya apa yang terjadi padamu?"
Ambillah busurmu
Seimbangkan hidupmu
Buka dirimu
Pasangkan ekor panahmu
Tarik tali kekangmu sampai ke dagu jiwamuPertahankan kesabaranmu
Bidiklah hasratmu
Lepaskan anak panah kehidupanmu
Dan kau tak akan lagi memintaku untuk menyudahinya

Bersandar ia dalam hakiki
Meski tak juga tergapai asa ilahi
Paling tidak sunggingan senyum menghiasi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun