Terpekur ia di sini
Memandang lurus ujung jari
Panca dasawarsa sudah menapaki kulit bumi
Merunut, tapi tak menemukan apa yang sedang dicari
Tergelepar ia sendiri
Memandang cakrawala menjingga tanpa makna
Nafas berbaris..satu...dua...tiga. kembali lagi ke satu.
Badan tanpa ruh menerjang garang jiwa tak berbusana
Ia bertanya kepada sang pemberi abilasa
Kapan waktuku tiba?
Antakara ku sudah tak sepanas dulu
Sudahlah, sudahi saja aku
Sang pemberi hikmat pun menjawab
"Jangan cengeng, memangnya apa yang terjadi padamu?"
Ambillah busurmu
Seimbangkan hidupmu
Buka dirimu
Pasangkan ekor panahmu
Tarik tali kekangmu sampai ke dagu jiwamuPertahankan kesabaranmu
Bidiklah hasratmu
Lepaskan anak panah kehidupanmu
Dan kau tak akan lagi memintaku untuk menyudahinya
Bersandar ia dalam hakiki
Meski tak juga tergapai asa ilahi
Paling tidak sunggingan senyum menghiasi