Mohon tunggu...
Garvin Goei
Garvin Goei Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog, Akademisi, Penyuka Budaya

Penulis buku Psikologi Positif yang diterbitkan oleh Kompas pada tahun 2021. Pengelola akun instagram @cerdasmental.id. Selain psikologi, suka mempelajari budaya dan mencoba makanan baru.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Travel Note: Wisata Budaya dan Sejarah di Cirebon

25 Juli 2017   16:56 Diperbarui: 27 Juni 2019   09:52 1813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keraton Kanoman, Dekatnya Kesultanan Cirebon dengan Tiongkok Saat itu

Ya, tak jauh dari Pasar Kanoman, kita bisa menemui Keraton Kanoman. Berbeda dengan Keraton Kasepuhan dan Kacirebonan, untuk masuk kita tak perlu membeli tiket; tapi kita wajib menggunakan jasa pemandu. Di sini saya diajak untuk melihat tempat pelantikan sultan, yang nuansa tradisionalnya masih terasa sekali.

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Saya juga sempat diajak berkeliling ke area belakang keraton, di mana saya bisa melihat sumur yang dianggap keramat. Konon katanya orang yang mandi dengan air di sumur ini, cita-citanya akan terkabul. Lagi-lagi, kembali kepada keyakinan masing-masing.

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Selain itu saya juga melihat witana,yaitu titik 0 kota Cirebon. Tempatnya seperti gua, dengan batu-batu mengelilingi. Sempatkan juga untuk masuk ke museum Keraton Kanoman, di mana kita bisa melihat benda-benda pusaka milik keraton. Ada koleksi keris dan keramik-keramik yang merupakan hadiah dari negeri Tiongkok. Memang, di semua keraton di Cirebon kita bisa menemukan keramik-keramik hadiah dari Tiongkok, pertanda bahwa dulu Cirebon bersahabat baik dengan Tiongkok.

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Gua Sunyaragi, Tempat Mengheningkan Diri

Selanjutnya adalah Gua Sunyaragi, yang jaraknya cukup jauh dari keraton, tapi masih bisa dijangkau dengan angkot. Silakan tanya pada warga sekitar. Berasal dari kata "sunya" (sepi) dan "ragi" (raga), tempat ini merupakan tempat beristirahat dan meditasi para Sultan Cirebon beserta keluarga. Tempat yang menarik menurut saya adalah gua peteng, di mana terdapat kolam air di bawahnya. Sayangnya, Gua Sunyaragi sempat dirusak oleh Belanda pada tahun 1787, sehingga pada tahun 1852 diperbaiki kembali oleh seorang arsitek Tiongkok bernama Tan Sam Cay, atas permintaan Sultan Adiwijaya.

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Oleh-Oleh "Wajib"

Kurang lengkap rasanya bila mengulas destinasi wisata suatu daerah tanpa membicarakan oleh-oleh khasnya. Kalau menurut saya, camilan wajib yang kita beli bila berkunjung ke Cirebon adalah tape ketannya! Sebenarnya tape ketan bukanlah oleh-oleh produksi Cirebon - melainkan Kuningan, sebuah Kabupaten yang berada tak jauh dari Cirebon. Berbeda dengan tape dari daerah lain, tape ketan di sini dibungkus dengan daun jambu. Rasanya legit dan berair. Nikmat sekali.

Oleh-oleh khas Cirebon yang tak kalah "wajib"-nya adalah kerupuk melarat (kerupuk miskin). Kenapa disebut melarat? Sebab kerupuk ini tidak digoreng dengan minyak, melainkan dengan pasir - sehingga terkesan ekonomis. Meski digoreng dengan pasir, tapi renyahnya tak kalah dengan kerupuk yang digoreng dengan minyak, pun harganya murah-meriah. Beli juga sirup tjampolay khas Cirebon yang diproduksi tanpa pemanis buatan, meski sebenarnya di Jakarta pun sudah bisa kita temukan.

Sebagai pecinta teh, saya juga tak melewatkan membeli teh upet yang pabriknya berada di Cirebon. Teh ini berici khas teh Indonesia: teh hijau melati yang justru berwarna coklat (seperti teh hitam) ketika diseduh. Menurut saya, teh upet merupakan salah satu teh melati Indonesia yang wanginya paling harum. Sajikan dalam poci tanah liat agar makin harum. Beli juga gula batu khas Cirebon untuk melengkapi 'ritual' minum teh anda. Selain teh upet, saya juga membeli teh cap peko, yang tak kalah harumnya. Kedua teh tersebut saya beli ketika sedang mengunjungi Pasar Kanoman.

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Sebagai kota rebon, anda juga tak boleh melewatkan petis udang dan terasi khas Cirebon. Tidak sulit menemukannya, ada banyak di pasar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun