Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pulau Pisang Tak Punya SMA, Jokowi Malah Serukan SDM Unggul

13 September 2019   09:44 Diperbarui: 18 September 2019   08:17 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana anak-anak membantu menurunkan ikan hasil tangkapan nelayan di Pelabuhan Koala di Kota Krui, Pesisir Barat, Lampung Barat. (Foto: Gapey Sandy)

Kalaupun harus merantau untuk melanjutkan SMA, mereka berpendapat untuk apa dilakukan? Selain karena enggak ada biaya juga, mereka pun berpikiran nanti ujung-ujungnya toh setamat SMA jadi pengangguran juga," urainya.

Pemikiran itu akan menjadi berbeda, kata Shela, kalau ada SMA di Pulau Pisang. "Mereka bisa sekolah di sini, tinggal dengan orangtua mereka, bisa terawasi masuk sekolah dan tidaknya, lalu tidak perlu biaya yang mahal. 

Karena selama ini, ada juga anak-anak yang meskipun sudah merantau untuk sekolah SMA, tapi kemudian karena terpengaruh lingkungan negatif, dan tidak terawasi oleh orangtua maka membuat kesalahan demi kesalahan, seperti merokok di sekolah, membolos, tidak disiplin dan lainnya. 

Dari pantai Pulau Pisang menatap matahari terbit. (Foto: Gapey Sandy)
Dari pantai Pulau Pisang menatap matahari terbit. (Foto: Gapey Sandy)
Akibatnya, poin pelanggaran di sekolah semakin banyak, sehingga ketika sudah mencapai 100 poin kesalahannya, orangtua mereka dipanggil guru di sekolah, dan anak mereka terpaksa dikeluarkan dari sekolah. Kasihan kan orangtua mereka juga kalau sudah seperti itu. Semua cuma gara-gara tidak ada SMA di pulau kami ini," ungkapnya.

Sekretaris Pekon Pasar Pulau Pisang, Syahril membenarkan penuturan Shela. "Ya, tidak semua anak SMA bermasalah seperti itu, meskipun ada juga yang kayak begitu. Sejauh ini, para orangtua di sini memang menganggap bahwa anak-anak mereka yang sekolah itu ibarat jadi raja, karena memang harus dibiayai dan didukung pendidikannya. 

Hanya saja, dari anaknya sendiri kadang sudah tahu dan merasakan betapa mudah mendapatkan uang dengan menangkap ikan, sehingga karena sudah keenakan mencari dan pegang uang membuat mereka lupa melanjutkan sekolah," ujarnya seraya menambahkan semangat orangtua di Pulau Pisang untuk menyekolahkan anak-anaknya selalu antusias.

Pelabuhan di Pekon/Desa Pasar, Pulau Pisang. (Foto: Gapey Sandy
Pelabuhan di Pekon/Desa Pasar, Pulau Pisang. (Foto: Gapey Sandy

Penulis di Gedung Serba Guna Pekon Pasar Pulau Pisang. (Foto: Gapey Sandy)
Penulis di Gedung Serba Guna Pekon Pasar Pulau Pisang. (Foto: Gapey Sandy)

Sekilas Data Pulau Pisang

Sebagai bagian dari Kabupaten Pesisir Barat, Kecamatan Pulau Pisang yang beribu-kota kecamatan Pasar Pulau Pisang, luasnya hanya 64 km2. Masih lebih besar dibandingkan Kecamatan Krui Selatan dengan ibu kota kecamatan Way Napal yang hanya 36,25 km2.

Berdasarkan data BPS Kabupaten Pesisir Barat yang dirilis 2018, kecamatan terluas yaitu Lemong dengan 454,97 km2. Disusul kemudian Kecamatan Pesisir Selatan seluas 409,17 km2.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun