Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Tuhan Titipkan Sorgum lewat Tangan Maria Loretha

4 Juli 2018   11:50 Diperbarui: 5 Juli 2018   10:55 4254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Maria Loretha di lahan perkebunan sorgum yang berlokasi di Dusun Likotudeng, Desa Kawalelo, Kec Demon Pagong, Kab Flores Timur, NTT. (Foto: Gapey Sandy)

Pokoknya, sampai saya menghembuskan nafas terakhir, tekad saya akan terus melakukan pendampingan kepada masyarakat petani sorgum bukan hanya di Likotuden, tapi juga di Pulau Adonara, Pulau Solor, Pulau Lembata, Ende, sampai Manggarai Barat. Ada banyak sudah kelompok-kelompok tani kita di sana.

Cake Kentang. Produk pangan olahan dengan tepung sorgum. (Foto: Poison Ovy)
Cake Kentang. Produk pangan olahan dengan tepung sorgum. (Foto: Poison Ovy)
Walnut Cookies. Produk pangan olahan dari tepung sorgum. (Foto: Mariska Tracy)
Walnut Cookies. Produk pangan olahan dari tepung sorgum. (Foto: Mariska Tracy)
Terbukti, sorgum membangkitkan perekonomian masyarakat. Bisa diberi gambarannya?

Secara ekonomi, pada tiga tahun pertama pengembangannya, sebanyak 40% hasil panen sorgum masyarakat dijual ke pasar demi memenuhi kebutuhan ekonomi, sedangkan 60%-nya untuk dikonsumsi sendiri. Tetapi sekarang prosentase ini kita balik, karena masyarakat mengatakan bahwa banyak kebutuhan keluarga yang harus dicukupi -- mulai dari ekses bencana alam, perbaikan rumah, biaya sekolah dan lainnya -, sehingga sekarang ini 60% hasil panen masyarakat untuk dijual ke pasar, dan 40% lagi untuk mereka konsumsi.

Di Likotuden ini, masyarakat punya "Usaha Bersama" atau UB, yang boleh dikatakan mirip seperti koperasi, dan dalam dua tahun UB berjalan kemarin, perputaran uangnya sudah mencapai Rp 200 juta. Dari sinilah semua anggota UB bisa simpan pinjam, dan termasuk untuk pembiayaan membetulkan rumah, membiayai sekolah anak-anaknya, membayar cicilan utang, dan masih banyak lagi. Ini 'kan juga perwujudan dari perilaku teladan saling menolong, setia teman dan saling berbagi.

Selain sorgum, apalagi di sini yang belum atau sedang terus dikembangkan pemanfaatannya?

Buah asam sudah kami manfaatkan. Ada pembelinya datang langsung. Harga asam lagi 'naik daun' mencapai Rp 15.000 per kg. Di sini, selain komoditi perkebunan, ya tentu saja komoditi perikanan yang sangat kaya sekali.

o o o O o o o

Sorgum harus kembali berdaulat dan menjadi salah satu basis pertahanan pangan kita, Orang Indonesia. (Foto: Gapey Sandy)
Sorgum harus kembali berdaulat dan menjadi salah satu basis pertahanan pangan kita, Orang Indonesia. (Foto: Gapey Sandy)
Aku dan Mama Tata alias Maria Loretha sang Mama Sorgum. (Foto: Gapey Sandy)
Aku dan Mama Tata alias Maria Loretha sang Mama Sorgum. (Foto: Gapey Sandy)
Buah atas kerja kerasnya mengembangkan dan mengembalikan sorgum sebagai pangan pokok masyarakat di banyak wilayah di NTT, Mama Tata pernah menerima penghargaan dari yayasan yang didirikan oleh Prof Emil Salim yaitu Lembaga Swadaya Masyarakat KEHATI (Keanekaragaman Hayati Indonesia). 

Perempuan NTT yang silsilah keluarganya berasal dari Suku Dayak Kanyatn, Kalimantan Barat ini menerima KEHATI Award 2012.

Penghargaan yang memang pantas untuk disematkan. Di katup kedua tangan Maria Loretha, Tuhan seakan menitipkan mukjizat-Nya agar supaya sorgum kembali mampu berdaulat di bumi pertiwi nan sejatinya teramat sangat subur ini.

Enggak usah gengsi, sekarang saatnya kembali ke sorgum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun