Mohon tunggu...
Ganjaran Apps
Ganjaran Apps Mohon Tunggu... Freelancer - Kelompok Penulis Pendukung Ganjar

Kami adalah sekelompok penulis pendukung Ganjar Pranowo, yang mendukung sosok tersebut sebagai Presiden 2024. Kami berasal dari berbagai latar belakang, namun dengan visi-misi yang sama. Konten yang akan kami muat adalah seputar Ganjar Pranowo dan hal-hal yang berkaitan dengan beliau. Sebab publik berhak tahu, seperti apa sosok Ganjar Pranowo dari berbagai sisi. #GanjarKita

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ganjar Itu adalah Anak Ideologis Bung Karno

7 Juli 2022   15:36 Diperbarui: 7 Juli 2022   15:52 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bagaimana pun juga pengeboman Candi Borobudur di Magelang yang bermotif radikalisme pernah juga terjadi. Maka, apa yang kemudian dilakukan oleh Ganjar menyikapinya? 

Dalam pemikiran saya, Ganjar yang selalu menyisipkan pesan-pesan damainya melalui pengajian-pengajian akbar bersama Habib Syech, Habib Lutfi, Gus Miftah, Gus Muwafiq, dan para ulama adalah sebuah upaya yang taktis untuk mengingatkan adanya bahaya perpecahan itu karena adanya praktik-praktik intoleransi dalam beragama.

Melalui program bedah rumah, yaitu memberikan bantuan sejumlah uang  untuk dana renovasi rumah bagi warga Jateng yang tidak layak huni, yang hingga hari ini sudah menyentuh lebih dari 1 juta rumah itu bagaimana pun sebuah aksi nyata dalam upaya gubernur Jateng itu ikut mengentaskan kemiskinan di Jateng. 

Sumbangan 20 juta rupiah bisa dikatakan besar tapi untuk renovasi sebuah rumah bisa saja tidak berarti apa-apa. Tetapi bagaimanapun itu sejumlah uang yang besar dan bisa diwujudkan menjadi rumah yang layak huni. Karena praktik pengerjaannya, dalam pemikiran Ganjar Pranowo melalui program Pemda Jateng itu mengharuskan dilakukan dengan gotong-royong warga yang merupakan tetangga-tetangga dari si warga penerima bantuan program tersebut. 

Bagaimana pun aktualisasi dari program bedah rumah tersebut, selain sebuah perhatian berupa materi yaitu sejumlah uang tapi juga bermakna lain bisa menghidupkan napas gotong-royong, yaitu kepedulian dari para tetangga untuk ikut membantu tetangganya mewujudkan rumah yang layak huni.

Begitupun dengan terobosan-terobosan yang dilakukannya dalam program Lapak Ganjar, yaitu berpromosi gratis di akun medsosnya, secara aktual memberi bukti mampu memberikan ruang-ruang kemungkinan bagi para pelaku UMKM untuk meningkatkan penghasilan dari usahanya. 

Apalagi dilakukan ketika masa pandemi korona yang kronis karena adanya pemberlakukan "Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)" adalah bukti dari pemikiran Ganjar yang cemerlang untuk membantu meningkatkan perekonomian warganya. 

Belum lagi sikapnya yang tanggap dan cepat dalam merespon setiap adanya bencana. Bahkan tak segan-segan, Ganjar pun ikut dan berdiri  di tengah bencana itu untuk melakukan upaya; apa yang bisa dilakukan agar dampak dari bencana itu tidak terlampau menjadikan dilema-dilema.

Ganjar yang ikut mengatur lalu-lintas untuk mengurai kemacetan karena banjir rob, Ganjar yang makan bersama para pengungsi di tenda-tenda pengungsian banjir, Ganjar yang terlibat diskusi secara intens dengan siapa saja yang terlibat dalam penanggulangan bencana, memang bisa saja jika kemudian dikatakan sebagai gubernur yang bekerja tidak pada tempatnya. Akan tetapi, menurut saya justru itulah fungsi dari pemimpin yang merakyat itu. 

Pemimpin yang jika dalam keadaan yang kritis bisa berdiri dan bersikeringat bersama-sama rakyatnya, melakukan apa saja yang diperlukan agar mendapatkan jalan keluar atau solusi yang terbaik menurut saya adalah berkah bagi masyarakat yang dipimpinnya. Jika ada gubernur yang hadir, ikut berjibaku dan bergotong-royong bersama warga lainnya, bukankah berpotensi akan ada gerakan yang cepat pula dalam menghadapi dan menanggulangi bencana itu. 

Bung Karno adalah pemimpin yang merakyat. Bukankah apa yang dilakukan Ganjar selama ini adalah juga bisa dikatakan merakyat? Ganjar suka blusukan ke kampung-kampung dan menjumpai siapapun warga, tanpa sungkan, ragu dan melakukan wawancara-wawancara yang santai dan meniadakan protokoler, bukankah itu bisa dikatakan sebagai ciri-ciri yang merakyat?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun