Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dilema Politik PPP: Antara Eksistensi dan Integritas Ideologis

18 April 2024   09:18 Diperbarui: 18 April 2024   09:33 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Dilema Politik PPP: Antara Eksistensi dan Integritas Ideologis (KOMPAS.COM/MOH. SYAFI)

Dalam suasana politik yang dinamis seperti saat ini, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menemukan dirinya di persimpangan jalan yang menentukan arah masa depannya. Salah satu pertanyaan yang muncul dengan tajam adalah: apakah PPP harus mengorbankan prinsip-prinsipnya untuk tetap eksis di panggung politik? Pertanyaan ini menyoroti dilema yang dihadapi oleh partai politik dalam menjaga eksistensi mereka di tengah persaingan politik yang semakin sengit.

Di satu sisi, PPP dihadapkan pada tekanan untuk bergabung ke pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, sebuah langkah yang dianggap dapat memperkuat posisi dan eksistensinya di level nasional. Namun, di sisi lain, langkah ini memunculkan pertanyaan tentang sejauh mana PPP akan tetap setia pada prinsip-prinsipnya dan konsistensi ideologisnya dalam politik.

Peneliti Senior Populi Center, Usep Saepul Ahyar, mengatakan, satu-satunya cara agar PPP bisa tetap eksis adalah merapat ke Prabowo-Gibran. Bagi partai yang tak masuk parlemen, kata Usep, sebaiknya mengambil posisi bergabung ke kabinet.

"Nah kalau di luar pemerintahan, posisi dan peran PPP itu tidak akan terlihat, sehingga nanti dianggap sudah tidak ada," kata Usep kepada Liputan6.com, Rabu (17/4/2024).

Dalam konteks ini, kita diajak untuk mempertimbangkan dilema moral dan strategis yang dihadapi oleh PPP. Apakah sebuah partai politik harus mengorbankan prinsip-prinsipnya demi tetap relevan di panggung politik, atau sejauh mana sebuah partai dapat mempertahankan konsistensi ideologisnya tanpa mengorbankan eksistensinya? Pertanyaan-pertanyaan ini menciptakan dinamika yang menarik dalam politik Indonesia saat ini dan mendorong kita untuk merenungkan makna sebenarnya dari kekuasaan politik dan integritas partai politik.

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) adalah salah satu partai politik yang telah lama hadir dalam panggung politik Indonesia. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, PPP telah dihadapkan pada berbagai tantangan dan dinamika politik yang menguji eksistensinya. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi PPP saat ini adalah tekanan untuk bergabung ke pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Dalam konteks pasca-Pemilu 2024, dimana PPP pada pilpres tersebut mengusung pasangan calon Ganjar Pranowo-Mahfud MD, partai ini mendapati dirinya dalam posisi yang sulit. Dengan kemenangan Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden, PPP dihadapkan pada keputusan kritis untuk bergabung ke pemerintahan mereka. Langkah ini, sementara dianggap dapat memperkuat posisi dan eksistensi PPP di level nasional, juga memunculkan pertanyaan tentang konsistensi ideologis partai.

Sebagai partai politik yang telah lama mengidentifikasi dirinya dengan prinsip-prinsip Islam dan nasionalisme, PPP dihadapkan pada dilema moral yang kompleks. Keputusan untuk bergabung ke pemerintahan Prabowo-Gibran dapat dianggap sebagai pengorbanan terhadap prinsip-prinsip tersebut demi mempertahankan eksistensi partai. Namun, di sisi lain, langkah ini juga memunculkan keraguan tentang sejauh mana PPP dapat mempertahankan konsistensi ideologisnya dalam politik praktis.

Konteks ini menyoroti ketegangan yang ada antara tuntutan politik pragmatis dan integritas ideologis dalam politik. PPP dihadapkan pada pertanyaan yang mendalam tentang arti sebenarnya dari kekuasaan politik dan tanggung jawab moral partai politik terhadap konstituennya. Dinamika ini menciptakan latar belakang yang kompleks dan menarik untuk memahami tantangan dan keputusan yang dihadapi oleh PPP dalam politik Indonesia saat ini.

Dalam dinamika politik saat ini, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dihadapkan pada dilema yang rumit antara mempertahankan eksistensinya dan memelihara konsistensi ideologisnya. PPP dihadapkan pada tekanan untuk bergabung ke pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai langkah untuk memperkuat posisi dan eksistensinya di level nasional. Namun, langkah ini juga memunculkan pertanyaan tentang sejauh mana PPP dapat mempertahankan konsistensi ideologisnya dalam politik praktis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun