Mohon tunggu...
Ganjar Noor
Ganjar Noor Mohon Tunggu... -

Saya berprofesi sebagai penulis lagu & pemusik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Cinta Anak Domba di Jakarta

23 Juli 2018   23:43 Diperbarui: 25 Juli 2018   01:11 785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

" Ini, toch yang namanya, Gim ! kenalin nama saya ibu Ani, pemilik rumah kost-kostan ini," seru ibu Ani membuka obrolannya. Dia seperti menerima orang yang sudah lama dikenalnya. Dia juga bertanya tentang bagaimana kabar keluarga, dan tidak lupa bertanya tentang musim apa di Bandung. Dia juga bercerita tentang apa, seperti apa kehidupan di Jakarta, dan bagaimana semestinya..

" Di Jakarta itu individualistis, tidak perlu gengsi-gengsian, tidak perlu bertele-tele.. lakukan aja apa yang seharusnya dilakukan, jangan banyak melihat orang lain," begitu pesan bu Ani yang terngiang ditelinga Gim. Disela-sela obrolan, tiba-tiba bell berbunyi rupanya Dani baru pulang dengan teman-teman sekostannya.

" Hai, Gim ! dah lama ?" sahutnya setengah berteriak, sambil merangkul, Gim.. Lalu dia melanjutkan lagi obrolannya dengan Gim sambil memperkenalkan teman-teman penghuni sekostnya Narto, Dedi dan Keli.

" Temen-temen !!, ni Gim, besok mulai kerja di Jakarta. Gim sahabat gua waktu kuliah di Bandung, dia jagoan... termasuk jagoan ke cewek juga," seru Dani memperkenalkan Gim, diikuti dengan gelak tertawa semua yang hadir disitu, termasuk ibu kost dan anaknya. Merekapun sama-sama melanjutkan obrolannya hingga tak terasa jam sudah menunjukan pukul 01.00 malam, merekapun bergegas ke kamar masing-masing kecuali Gim yang masih numpang di kamar Dani. Malam kian larut hingga menuju pagi mengantarkan mereka terlelap di keheningan..

ooooooooooooo

Hidup adalah proses belajar, seperti halnya Gim, yang pertama kali memulai pekerjaannya sebagai supervisor di salah satu perusahaan department store yang berpusat di Jalan Kiayi Haji Wahid hasyim. Gim masih beruntung jika ia ternyata di terima menjadi salah seorang supervisor, padahal sewaktu melamar tak ada satupun teman-temannya yang diterima. Ia akhirnya menjalani proses belajar, hingga sedikit demi sedikit Gim tahu sistem dan mekanisme kerja sebagai supervisor.

Mula-mula ia dibimbing oleh managernya, lambat laun Gim dilepas untuk melakukan tugasnya sendiri tanpa harus bergantung. Ia mulai mengenal berbagai karakter orang-orang dan fungsi-fungsi kerjanya. Dari mulai cleaning service, pramuniaga, kasir sekuriti hingga managernya. Banyak sekali yang terlibat di departemen store tersebut  hingga total karyawan mencapai 300 orangan.

Belum sempat sebulan di Jakarta, seseorang staf administrasi yang familier bernama Rika mulai memperhatikan dan menawarkan waktunya untuk Gim. Disela-sela waktu istirahat Gim, Rika masuk ke ruangan Gim dan membuka pertanyaannya dengan ramah.

" Gimana, betah di Jakarta ?" tanyanya hati-hati.

" Ngak, ngak betah," sahut Gim singkat.

" Kenapa, gak betah ?" susul Rika heran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun