Mohon tunggu...
Ganesha AfnanAdipradana
Ganesha AfnanAdipradana Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Hobi membaca dan mencoba belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sagu, Tanaman Pokok Asli Indonesia yang Sehat dan Mudah Dibudidayakan Ketimbang Beras

23 Februari 2024   09:56 Diperbarui: 23 Februari 2024   09:59 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beras. Sumber Ilustrasi: Pexels.com/Polina-Tankilevitch 

Sebelum kedatangan nasi sebagai makanan pokok utama, sagu merupakan salah satu makanan yang telah lama dikenal dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Sagu berasal dari pati yang diekstrak dari batang pohon sagu (Metroxylon sagu) yang tumbuh melimpah di berbagai wilayah Indonesia, terutama di Papua, Maluku, dan Sulawesi. Pohon sagu adalah salah satu sumber karbohidrat utama bagi masyarakat pribumi sebelum pengaruh budaya luar masuk ke Indonesia.

Proses pengolahan sagu menjadi bahan makanan yang dapat dikonsumsi melibatkan beberapa tahap. Pertama, batang pohon sagu dipotong dan dipecah untuk mengambil isi dalamnya. Kemudian, isi tersebut direndam dan diperas untuk menghasilkan pati sagu. Pati sagu kemudian diendapkan dan dikeringkan menjadi butiran-butiran kecil yang siap digunakan.

Sagu memiliki nilai gizi yang tinggi karena mengandung karbohidrat kompleks dan serat. Selain itu, sagu juga memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat sebagai bahan baku berbagai jenis makanan dan minuman tradisional, seperti papeda di Papua, sagu gula merah, dan makanan ringan berbahan dasar sagu.

Meskipun kini nasi telah menjadi makanan pokok utama di Indonesia, sagu tetap diolah dan dikonsumsi sebagai bagian dari warisan kuliner Indonesia. Keberadaannya sebagai makanan asli Indonesia sebelum kedatangan nasi menunjukkan pentingnya sagu dalam sejarah dan budaya kuliner Indonesia.

Sejarah Makanan Pokok di Indonesia: Dari Sagu ke Nasi

Sebelum nasi menjadi makanan pokok yang dominan di Indonesia, sagu adalah salah satu makanan utama yang diandalkan oleh masyarakat, terutama di luar Jawa. Kata "sagu" sendiri diyakini sumber akar arti kata nasi dengan bahasa yang berbeda, tergantung pada daerahnya. Di Jawa, kata "sego" kemungkinan berasal dari kata "sagu.". Sedangkan di Sunda, kata "sangu" kemungkinan berasal dari kata "sagu."

Sagu adalah tepung yang dihasilkan dari pohon sagu, yang tumbuh luas di wilayah Indonesia Timur. Proses pengolahan sagu melibatkan pengambilan pati dari batang pohon sagu, yang kemudian dijadikan tepung. Sagu memiliki nilai gizi yang tinggi, khususnya sebagai sumber karbohidrat.

Mayoritas masyarakat Indonesia beralih dari sagu ke nasi karena beberapa faktor historis dan sosial. Salah satunya adalah pengaruh budaya dari luar, terutama dari India dan Tiongkok, yang membawa kebudayaan makan nasi. Selain itu, pertumbuhan populasi juga menjadi faktor, karena nasi lebih mudah diproduksi dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin banyak.

Perubahan pola hidup juga berkontribusi pada pergeseran ini. Nasi dianggap lebih praktis dalam konsumsi sehari-hari, karena lebih mudah disimpan dan dimasak dibandingkan sagu. Selain itu, nasi juga dianggap memiliki status sosial yang lebih tinggi daripada sagu, sehingga banyak orang yang beralih ke nasi sebagai simbol kemajuan.

Meskipun nasi kini menjadi makanan pokok utama di Indonesia, sagu masih tetap menjadi bagian dari kekayaan kuliner Indonesia. Masyarakat di beberapa daerah masih mempertahankan tradisi mengolah sagu menjadi makanan lezat, seperti papeda di Papua atau makanan khas Maluku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun