Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

"The Art of Building Innovative Teams"

6 Maret 2018   15:54 Diperbarui: 10 April 2018   13:35 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Oleh : dr. Gamal Albinsaid, M.Biomed

 

 

No company ever created an innovation. People innovate, not companies. Tidak ada perusahaan yang berinovasi, orang yang berinovasi, bukan perusahaan. Kau bisa menemukan gagasan inovatif seorang diri, tapi kau tidak akan bisa mewujudkan inovasi seorang diri. Tantangan kedua dalam membangun inovasi yang berkelanjutan adalah mampu menciptakan tim yang inovatif.

Pertanyaan yang sering kita pikirkan adalah “Bagaimana kita bisa menemukan orang yang inovatif?” Kita sering berpikir untuk mencari orang-orang yang kreatif, punya inisiatif, energik, dan mampu mewujudkannya dalam kerja-kerja nyata. Kita selalu berfikir mencari talenta - telanta terbaik. Lalu saya temukan jawaban yang paling sederhana dari pertanyaan itu, kita harus mengubah pola pikir kita. Tugas kita bukanlah mencari orang yang inovatif, melainkan memberdayakan orang-orang di dalam perusahaan kita menjadi tim yang inovatif. Kita harus mampu melahirkan kreativitas dan inovasi yang ada dalam setiap pribadi yang berkarya bersama kita. Setiap orang harus kita mampukan untuk mencapai titik optimal kapasitas pribadi mereka dalam berinovasi.

      Berlawana dengan pola pikir diatas, saya belajar bahwa untuk membangun tim yang solid kita membutuhkan orang - orang yang tepat dengan kita dan perusahaan kita. Orang - orang yang tepat ini bisa di 3 aspek, yaitu mission fit, cultural fit, dan founder fit. Pertama mission fit, artinya orang tersebut memiliki kesesuaian dengan kita dalam misi dan cita - cita organisasi. Mereka memiliki kecenderungan dan minat yang besar untuk menyelesaikan masalah yang ingin kita selesaikan. Kedua adalah cultural fit, artinya orang itu memiliki kenyamanan dalam mengikuti budaya dan sistem di perusahaan kita. Ketiga adalah founder fit, artinya orang tersebut memiliki chemistry yang sesuai dengan pendiri atau pimpinan di perusahaan itu. Namun, sebuah pemikiran kontradiktif menyatakan bahwa mencari kesesuaian - kesesuaian tersebut hanya menghambat inovasi lahir dan tumbuh di perusahaan kita. Sekarang tinggal anda pilih, anda ingin menggunakan pemikiran yang mana yang anda rasa paling relevan dengan kondisi anda dan perusahaan anda.

Untuk mampu melakukan hal itu, seorang pemimpin bertanggung jawab menciptakan iklim yang nyaman, memberikan peluang mereka berkembang, dan membangun gairah untuk melahirkan inovasi. Itu bukan pekerjaan yang mudah, di sana butuh sumber daya yang tidak sedikit, kesabaran yang panjang, dan kebijaksanaan yang baik. Pada titik ini kita harus mampu memadukan kemampuan membangun hubungan melalui kepemimpinan dan kemampuan menjalankan fungsi melalui manajemen.

Pada bagian ini saya akan merumuskan beberapa strategi sederhana dari Greg Satell penulis buku Mapping Innovation: A Playbook for Navigating a Disruptive Age, antara lain :

Mempekerjakan untuk misi

Pernahkah kita jumpai? Salah seorang anggota tim kita atau staf kita atau orang yang kita kenal begitu buruk kinerjanya ketika bekerja bersama kita, namun begitu sangat antusias, inovatif dan menakjubkan ketika berkarya di tempat lain. Pertanyannya kemudian, kenapa orang bisa sangat tidak kreatif dan buruk kinerjanya dalam satu pekerjaan, namun begitu inovatif dan imajinatif dalam pekerjaan lain. Motivasi intrinsik adalah jawabannya. Oleh karena itu, kita butuh orang-orang yang memahami inovasi bukan sekedar sebagai gagasan, tapi sebagai pemecah masalah (solving problem). Oleh karena itu, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mempekerjakan orang-orang yang punya ketertarikan dalam pemecahan masalah tersebut. Carilah orang - orang yang otentik. Dengan begitu kita akan lebih mudah untuk membangun motivasi intrinsik mereka untuk mencapai sebuah misi dan cita-cita besar.

Keamanan psikologis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun