Susu yang dicampur santan? Pernah, saya pernah mengkonsumsinya waktu kecil. Waktu itu susu masih menjadi minuman mahal. Tak heran kalau ada penjual yang mencampuri dengan bahan tertentu. Meski dikatakan sehat dan sempurna, tidak semua keluarga Indonesia membiasakan anak-anaknya minum susu.
Berpuluh-puluh tahun kemudian, berdiam di negeri yang murah susu seperti Jerman, membuat saya “memaksa“ anak rajin minum susu.
Aneh, untuk makan Patat Puree (irisan kentang dan ayam dengan sup dari susu), keju, Müssli dengan susu atau produk susu seperti yoghurt, puding, dan sejenisnya, anak-anak sangat mudah melahapnya. Giliran disuruh minum susu setidaknya segelas sehari?
“Huekkkk ... eneg, mama.“ Begitu kata anak-anak selalu. Haduh, yang jadi ibu ikut prihatin. Padahal susu di Jerman yang 3,5% fett hanya 0,57€ atau Rp 7.500/liter. Yang 1,5% lebih murah lagi. Ada juga sih yang mahal di atas 0,60 atau 1€ yang segar dari kandang sapi atau dari mesin ATM susu (vending machine). Intinya, harga susu di Jerman masih lebih murah dari Indonesia. Mengapa bisa demikian? Jangan tanya pada para sapi ... pasti hanya bisa bilang “Mooooooohhhhh ...“ alias emoh, tidak mau.
Lantas, bagaimana cara membujuk mereka untuk rajin konsumsi susu? Berikut pengalaman saya: Pertama, saya ceritakan manfaat susu. Yang untuk tulang dan gigi kek, yang membuat kulit halus deh (Cleopatra saja mandi susu kalau anak-anak saya mandi air saja cukup gak papa asal minum susu), yang membuat badan sehat lah ..... Kalau tetap ngeyel, membantah, saya meminta anak-anak untuk mencicipi barang satu teguk. Boleh kok kalau dimuntahkan. Untung saja tidak. Susu itu enak lho.
[caption id="attachment_399147" align="aligncenter" width="358" caption="Dari gelas kecil ke mug besar ...."][/caption]
Ya. Waktu itu saya sediakan gelas porsi satu tegukan. Saya hangatkan sebentar lalu diberi Kaba atau bubuk coklat manis sedikit, barang setengah sendok teh.
Setelah berjalan sekian minggu, saya tingkatkan porsinya. Gelas atau cangkir jadi lebih besar tapi tetap imut. Kali ini dengan motif yang cantik. Ini demi mengalihkan perhatian anak. Kok, susunya tambah banyaaaaakkk? Bubuk coklatnya juga tambah banyak kok, dua sendok teh.
Tak berapa lama, saya ganti gelas dengan mug mini dengan gambar bagus. Masih dengan metode yang sama, dihangatkan dan diberi bubuk coklat yang agak banyak, tiga sendok teh. Dan seterusnya ....
Hasilnya? Anak-anak tahu bahwa tulangnya sedang tumbuh dan butuh kalsium. Susu adalah salah satu minuman yang bisa menyuplai kebutuhan ini. Apalagi kalau anak mengeluh kaki atau tangannya sakit, lemes ... saya katakan ini saat tumbuh kembang tulang. Harus diisi susu dengan rajin. Setidaknya satu gelas sehari. Syukur kalau dua tiga kali. Buat apa harga susu murah di Jerman kalau orang-orangnya khususnya anak-anak tidak konsumsi? Betuuuulll?
Begitulah. Kini? Saya tidak usah memaksa anak-anak kami untuk minum susu setiap hari. Bahkan kalau saya lupa, anak-anak yang bilang, “Mama, lupa bikin susu yaaaa ....“ Kalau sudah begini, tak perlu ma-mi-me, langsung saya ambilkan susu. Asyik kannn, minum susu?
Selamat mencoba. (G76)