Banyak dari gelandangan perempuan, mereka menjauhi dari keramaian supaya tidak dikenali orang, tidak bertemu orang dan kadang mereka harus berlagak tidak seperti gelandangan. Misalnya dari penampilan. Inga sendiri tinggal di tenda di daerah hijau bersama sang pacar. Menurutnya, menjadi gelandangan perempuan itu riskan, banyak pelecehan seksual yang terjadi.
Tambahnya, ada yang sampai mati. Kebanyakan dari mereka mengalami kekerasan oleh pasangannya. Pasangan pun berganti-ganti. Ada pula yang berujung di kursi roda karenanya.
Untuk pergi ke rumah perempuan, rumah khusus perempuan yang mengalami KDRT, bukanlah pilihan karena merasa malu tinggal di rumah yang image-nya negatif. Orang akan memandang sebelah mata. Untuk lapor polisi, para perempuan juga takut karena justru seperti masuk ke kandang singa. Mereka ini ada yang lari karena hutang atau pergi dari keluarganya, menghilang bersama angin. Kalau ke polisi artinya menyerahkan diri.
Sokongan 7 juta per bulan untuk gelandangan
Gelandangan di Jerman bisa mendapatkan dana 446 euro atau kira-kira 7 juta rupiah. Itu setidaknya pengalaman dari Dennis. Ia mendapatkan dana pengangguran kelas II dari Job center atau pusat bursa kerja. Ia sudah 24 tahun berada di jalanan Hamburg.
Tadinya ia takut untuk mengajukan permohonan tunjangan gelandangan. Takut banget ketemu petugas. Untungnya ada petugas sosial yang membantunya. Hingga sekarang ia bisa mengambil cek dana di Hinz&Kunst.
Setelah menunjukkan kartu tanda pengenal dan tanda tangan, ia mencairkan uangnya langsung. Budget ini bisa dikirim ke Postbank, salah satu bank yang ada di Jerman. Karena harus dipotong 5 euro, ia nggak mau.
Walaupun ada uang 7 juta sebulan, jangan berharap jadi gelandangan di Jerman, ya? Selain memalukan negara Republik Indonesia dan ngrepotin keluarga dan orang lain, kehidupan jalanan di Jerman itu kerrrassss dan dingiiiiinnn walaupun musim panas. Bayangin bisa kerokan tiap hari sampai bolong saking seringnya masuk angin, ah.
***
Baiklah, lima hari di Hamburg yang sangat mengesankan, bukan? Aku banyak belajar tentang kehidupan dan mensyukuri apa yang aku punya di Jerman.
Bertemu dengan gelandangan secara langsung dan mengunjungi tempat-tempat khusus bagi mereka itu juga sesuatu. Ini pasti nggak bakalan ada di jadwal tur ke Jerman yang kalian booking.