Anak-anak saya juga suka jika saya membuatnya, asal tidak terlalu banyak cuka. Meskipun orang Jerman bilang sauer macht lustig" atau yang kecut itu bikin lucu. Lah iya, kan kalau makan terlalu asam, muka kita jadi berubah demi menahan rasa asam.
Penyajian salat kentang ini disertai Wuerst atau sosis. Jerman memiliki ribuan jenis "Wuerst", nggak heran kalau sering disebut negeri sosis. Ingat Jerman, ingat Sosis. Ibaratnya ingat Swiss, ingat keju. Nah, sosis yang dipilih biasanya yang kulitnya warna merah, bukan putih. Dagingnya bisa dari kalkun, bisa babi.
2.Raclette (raklet)
Yang ini saja sebut sebagai makanan malas tapi praktis. Sebabnya, tidak ada persiapan khusus selain mempersiapkan alat raklet di meja dan keju. Orang Jerman juga memiliki makanan yang mirip yakni "Kaese Fondue." Di mana ada panci isi keju yang dilelehkan di atas perapian kecil (dengan lilin misalnya), lalu dimakan dengan potongan beragam roti potong dadu. Untuk memindahkan keju ke piring, kami biasa menggunakan sendok dari kayu supaya lapisan Teflon tidak rusak.
Raklet ini tradisi yang dibawa Perancis ke Jerman. Anehnya, yang disukai orang Jerman saat memakan raklet ini justru keju dari Swiss. Jangan tanya soal kualitas keju pada orang Swiss, number one!
Baunya kebanyakan menyengat seperti kaos kaki yang tidak dicuci selama setahun dan dipakai terus. Itulah sebab, ada sebutan Kaesefusse" bagi orang yang kakinya suka berkeringat lalu bau sekali. Iya karena Kaesse=keju, Fusse=kaki jadinya kaki seperti bau keju.
Mirip dengan Kaese Fondue, fondue daging ini juga membutuhkan panci dengan sup yang diberi Bruehe atau kaldu. Kalau saya masak, biasanya saya pilih kaldu ayam.
Daging akan dipotong bentuk dadu. Garpu yang dipakai juga khusus, bentuknya panjang seperti obeng dengan pegangan kayu atau keramik, dan memiliki dua gerigi saja, tidak bergerigi banyak seperti garpu.
Sembari menunggu daging yang dicelupkan ke dalam sup matang, kami biasa ngobrol. Jadi makan Fondue itu biasanya santai, tidak tergesa-gesa.
***