Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Akankah Manusia Masa Depan Memiliki Fisik yang "Menyeramkan"?

14 September 2017   22:44 Diperbarui: 16 September 2017   17:21 4071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selamat datang di Sangiran (dok.Gana)

Ramalan evolusi (dok.Gana)
Ramalan evolusi (dok.Gana)
Benarkah? (dok.Gana)
Benarkah? (dok.Gana)
Mata melotot (dok.Gana)
Mata melotot (dok.Gana)
Benarkah Ramalan Manusia Masa Depan?

Kaki saya segera menyusul keluarga yang sudah menghilang di bagian berikutnya. Wah, ada yang menarik. Sebuah papan informasi menuliskan judul "Masih berlanjutkah evolusi fisik manusia?"

Para peramal evolusi mengatakan bahwa di masa mendatang, tampilan manusia masa depan adalah berbadan kecil, berkepala dan otak besar, serta mata agak melotot. Serem dan jelek. Cucu, cicit saya seperti itukah? Omaigot.

Mengapa diramalkan begitu? Karena dikaitkan dengan kemajuan teknologi yang membuat manusia kecanduan internet, lebih banyak mikir ketimbang berinteraksi klasik atau omong-omong, sehingga kepala dan otaknya jadi besar. Kurang gerak, sering duduk karena alat-alat digital itu, malas ngapa-ngapain karena terhipnotis, membuat tumbuh kecil. Mata agak melotot karena nggak bisa lepas dari layar HP, layar laptop, atau layar ipad.

Tolong, deh. Semoga ramalan itu tidak terjadi karena banyak juga manusia yang bijak, lho (yang jelas bukan saya). Mereka itu, menggunakan kemajuan teknologi pada porsinya alias tepat guna.

Namun menurut saya, zaman sekarang ini orang-orang termasuk golongan merunduk. Kayak padi. Bukan karena semakin berisi semakin tahu diri tapi karena mata dan badannya konsentrasi ke bawah lihat Handy!

Jadi ingat, selama di Indonesia, suami saya ngakak karena banyak orang yang ada di restauran, tempat umum, jalanan, pada sibuk sendiri-sendiri dengan HP masing-masing. Meskipun deketan duduk atau berdirinya, tapi nggak berinteraksi antar manusia tapi manusia dengan gadgetnya. Tepok jidat. Iya ya. Ngaku. (G76)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun