Mohon tunggu...
Gabriella Listyani
Gabriella Listyani Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Student

Halo saya Gabby

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Apakah Benar Kafe Hijau Lebih Sehat untuk Dijadikan Tempat Tongkrongan?

28 November 2021   21:54 Diperbarui: 28 November 2021   22:09 1153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kafe-kafe baru yang ada di lingkungan kita pastinya unik-unik dan punya ciri khas masing-masing. Seperti temanya yang berbau-bau 80-an, 90-an, bertema dunia sketsa, ataupun yang modern. Semuanya memberikan rasa nyaman dan vibe yang berbeda-beda bukan? Tetapi bagaimana jika desain kafe dengan tema dan keunikan masing-masing tersebut, desainnya menggunakan konsep arsitektur hijau? 

Dalam beberapa tahun ini, arsitek banyak yang menerapkan dan berusaha mengembalikan konsep arsitektur di Indonesia pada konsep yang alami atau ramah lingkungan.

Apa sih sebenarnya arsitektur hijau itu? Arsitektur hijau memiliki artian yang sangat luas karena juga memiliki banyak cabang atau faktor sebagai pendorongnya. 

Secara singkatnya, arsitektur hijau adalah salah satu cara atau metode perancangan ulang struktur bangunan dengan tujuan bangunan tersebut memiliki dapat yang sangat minimal bagi lingkungan. 

Nah, arsitektur hijau juga menjadi start awal para arsitek mengusahakan sustainability atau keberlanjutan. Isu tersebut sebenarnya sudah menjadi masalah yang cukup lama semenjak ketamakan manusia sehingga mengeksploitasi alam demi memenuhi kebutuhannya.

Balik lagi nih, keberagaman kafe. Tidak hanya suasana yang dibentuk, tetapi juga luas ruangan, ruangan yang digunakan terbuka atau tertutup, dan lainnya. Bagi wilayah beriklim tropis, pasti tidak akan percaya atau sulit membayangkan bila di masa mendatang, berbagai bangunan tidak lagi memanfaatkan Air Conditioner (AC) sebagai pendingin ruangan. 

Sedangkan, banyak dari kita yang mengunjungi kafe cuma buat ngadem. Biasanya, kalau gerah sedikit, kegiatan seperti hangout, meeting, bahkan nugas nggak bakal bertahan lama. Maka dari itu, dengan konsep arsitektur hijau ini, kita diajak untuk move on dari AC.

Kafe yang dirancang tidak harus outdoor, bisa saja indoor. Sirkulasi bisa saja dibuat mengalir secara alami. Untuk itu, penting memperhatikan peletakan jendela sebagai ventilasi. Pertukaran udara harus sering terjadi karena tanpa disadari, banyak "udara kotor" yang dihasilkan dari tubuh kita sendiri saat berada di dalam ruangan lho. Sirkulasi alami yang dihasilkan oleh peletakan ventilasi yang baik, menjadi salah satu tolak ukur bangunan dengan konsep arsitektur hijau yang ditetapkan oleh Green Building Council Indonesia pada sistemnya yaitu sistem Greenship.

whatsapp-image-2021-11-28-at-7-10-57-pm-61a396b306310e6b061d5cc2.jpeg
whatsapp-image-2021-11-28-at-7-10-57-pm-61a396b306310e6b061d5cc2.jpeg

Gambar 1. Sketsa Desain Interior Kafe Hijau

Apa ya yang dimaksud dengan sirkulasi tidak baik itu? Manusia menghasilkan berbagai gas dan panas, maka tidak heran dimana semakin banyak manusia di dalam sebuah ruangan, akan semakin panas walaupun sudah menggunakan AC. Nah, salah satu gas yang kurang baik adalah CO2. Jika perputaran udara hanya antar manusia-manusia secara terus-menerus dalam suatu ruangan tersebut dalam jangka waktu yang panjang, maka hal tersebut tidak lagi menjadi hal yang baik dan memiliki dampak di waktu yang akan datang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun